Bisnis.com, MEDAN – PT Bank Sumut dipastikan menunda kembali penawaran saham perdananya kepada publik di tahun ini setelah sempat pula batal melakukan initial public offering (IPO) pada Januari 2023.
Direktur Utama Bank Sumut Babay Parid Wazdi mengatakan keputusan menunda kembali IPO perusahaan yang 46,7% sahamnya dimiliki Pemerintah Provinsi Sumut tersebut lantaran menunggu momen yang tepat.
“Memang tidak tahun ini, dipastikan tidak tahun ini untuk IPO Bank Sumut. Jadi, tahun ini hanya persetujuan [para pemegang saham] apakah mau melakukan IPO dan/ atau menerbitkan perpetual bond [untuk tahun depan],” terang Babay di Medan, Selasa (23/1/2024).
Dikatakan Babay, rencana IPO Bank Sumut telah diumumkan sejak 2022. Dari catatan Bisnis, bank daerah milik Provinsi Sumut ini telah terjadwal melakukan masa penawaran awal atau book building saham pada 5 Januari-18 Januari 2023, dengan saham yang ditawarkan sebanyak 2,93 miliar saham atau 23 persen dari total saham yang dicatatkan.
Harga per lembar saham yang dipatok calon emiten dengan kode BSMT tersebut pada saat itu berkisar Rp350-Rp510 per saham. Dengan demikian, IPO Bank Sumut tahun 2023 kemarin berpotensi meraup dana Rp1,02 triliun hingga Rp1,49 triliun.
Namun, usai melakukan penawaran aksi IPO Bank Sumut tersebut mendadak berstatus cancelled di laman e-IPO Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga
Babay mengatakan, tidak akan dilakukannya kembali penawaran saham perdana Bank Sumut tahun 2024 ini juga telah menjadi keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS) sebelumnya.
“IPO itu kan untuk menambah modal. Cara menambah modal itu tidak hanya dengan IPO. Kami nanti di RUPS tahun ini mengajukan berbagai pilihan kepada pemegang saham. Salah satunya adalah IPO dan/ atau menerbitkan perpetual bond [obligasi abadi],” terang Babay.
Babay mengatakan jajarannya juga belum bisa menentukan langsung strategi untuk memperoleh modal kerja Bank Sumut. Dia menyebut, keputusan diserahkan kepada para pemegang saham.
Tahun ini, lanjutnya, pihaknya akan melakukan analisa market terlebih dahulu untuk menentukan strategi yang paling tepat. Dia juga tidak memungkiri bank daerah ini bisa menggunakan strategi kombinasi untuk memperoleh tambahan modal kerja.
“Keputusannya ada di RUPS bulan Februari 2024. Kalau nanti pemegang saham mengambil keputusan untuk penambahan modal di tahun depannya apakah melalui IPO, perpetual bond atau kombinasi keduanya, kita ikutin itu. Tapi yang jelas tahun ini kami akan melakukan analisa market untuk mengetahui plus minus masing-masing strategi perolehan modal itu,” lanjut Babay.
Sebagai informasi, Bank Sumut baru saja melakukan public expose laporan keuangan untuk kuartal akhir 2023.
Dalam laporan tersebut tercatat Bank Sumut membukukan laba senilai Rp740 miliar, meningkat sebesar 5,56% (yoyo) dibandingkan perolehan laba Desember 2022 sebesar Rp701 miliar.
Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) Bank Sumut juga meningkat sebesar 9,75% (yoy) menjadi Rp35 triliun dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp31,9 triliun.
Adapun, total aset Bank Sumut meningkat 9,40% (yoy) menjadi Rp44,4 triliun dari Rp40,6 triliun. Peningkatan juga terlihat dari penyaluran kredit Bank Sumut yang per Desember 2023 kemarin menjadi Rp29,4 triliun dari Rp 27,9 triliun (5,38% yoy).
Sementara untuk Rasio Kredit Bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) secara tahunan mengalami penurunan ke posisi 2,38% dari sebelumnya 2,62%.