Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) akan melaporkan kinerja keuangan pada Kamis (25/1/2024) sore hari. Konsensus analis memprediksi pendapatan dan laba bersih BBCA akan mengalami peningkatan sepanjang 2023.
Berdasarkan data Bloomberg, konsensus memperkirakan pendapatan BBCA akan meningkat menjadi Rp100,18 triliun hingga akhir Desember 2023. Pendapatan ini meningkat dari sepanjang tahun lalu yang sebesar Rp86,82 triliun.
Sementara itu, laba bersih emiten Grup Djarum tersebut diperkirakan meningkat menjadi Rp48,95 triliun. Sepanjang 2022, BBCA tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp40,74 triliun.
Konsensus analis Bloomberg juga masih memandang positif prospek saham BBCA. Dari 35 analis yang memantau, 28 di antaranya merekomendasikan beli, dan sisanya memilih rekomendasi jual. Target harga rata-rata saham BBCA adalah Rp10.564.
Sebagaimana diketahui, pada penutupan perdagangan Rabu (24/1/2024), harga saham BBCA turun 0,78% ke level Rp9.525. Selama sepekan, harga saham BBCA juga terkoreksi 2,31%.
Meski demikian harga saham BBCA menghijau sejak awal tahun atau secara year to date (ytd), naik 1,33%. Bahkan, jika menilik pergerakan lima tahun terakhir, BBCA masih mencatatkan kenaikan 96,8%
Baca Juga
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyebut lesunya kinerja bank jumbo ini lantaran investor tengah menantikan kinerja laporan keuangan emiten full year 2023.
“Di sisi lain investor menantikan aksi korporasi [bank] selanjutnya. Sehingga, bila kuartal IV/2023 [kinerja keuangan] sudah rilis, investor akan melakukan penerkaan dan berekspektasi terkait dengan potensi pembagian dividen,” ujarnya pada Bisnis, Rabu (24/1/2024).
Sementara, dari sentimen luar negeri, dia mengatakan rencana penurunan suku bunga The Fed mulai mereda sehingga menjadi pemberat bagi IHSG.
AWP Asesor Kompetensi LSP Pasar Modal Gembong Suwito pun menyebut harga saham BBCA wajar terkoreksi usai emiten tersebut mengalami All Time High
“Ini faktor dominan di profit taking,” ujarnya pada Bisnis.
Saham BBCA sendiri masih mendapatkan peringkat overweight dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan menjadi pilihan utama saham big banks yang direkomendasikan beli. Di mana, BBCA diprediksi memiliki pertumbuhan pendapatan yang paling tangguh.
“Bank ini juga memiliki peluang tertinggi untuk meningkatkan pinjamannya secara agresif pada tahun 2024 mengingat likuiditasnya yang melimpah,” tulis Analis Handiman Soetoyo dan Abyan H. Yuntoharj dalam risetnya yang dikutip Bisnis, Rabu (24/1/2024).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja
Kinerja BBCA
Berkaca pada kuartal sebelumnya, BBCA telah mencatatkan kinerja keuangan moncer, terlihat dari pertumbuhan laba bersih BCA yang secara konsolidasi sebesar Rp36,4 triliun pada kuartal III/2023, naik 25,8% secara tahunan (year on year/yoy).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan laba bank itu terdorong oleh kinerja pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang tumbuh 21,3% yoy menjadi Rp55,9 triliun pada kuartal III/2023.
Mesin pendapatan bunga bersih bank ini melaju seiring dengan kredit perbankan yang juga bertumbuh 12,3% yoy menjadi Rp766,1 triliun.
"Solidnya kredit didorong oleh gelaran BCA Expo 2023 pada kuartal III/2023 melanjutkan BCA Expoversary 2023. Kredit konsumer pun semakin solid," ujar Jahja dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal III/2023 pada Kamis (19/10/2023).
Adapun, dengan kredit yang tumbuh dobel digit, aset BBCA pun naik 7,2% yoy menjadi Rp1.381 triliun hingga September 2023. Sementara, kredit bank juga ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.088,8 triliun pada September 2023, naik 6,2% yoy.