Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja harga saham bank jumbo pelat merah yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengalami penguatan usai sempat mencapai rekor all time high (ATH) pada level Rp6.900 dalam perdagangan sesi I hari ini.
Berdasarkan RTI Business, harga saham BMRI naik 2,25% pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (5/2/2024) ke level Rp6.825. Sementara, dalam sepekan harga saham BMRI naik 5,41%.
Adapun, penguatan harga saham BMRI nyatanya tidak diikuti oleh sejumlah bank jumbo lainnya dalam 24 jam terakhir, di mana BBNI terparkir di zona merah, turun 0,43% ke level Rp5.750. Lalu, BBRI loyo sebesar 1,28% dan ditutup dengan harga Rp5.775 serta BBCA turun 1,29% ke level Rp9.575.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pergerakan saham KBMI IV, termasuk BMRI dipengaruhi dari konsistensi peningkatan kinerja fundamental baik itu top line dan bottom line. Apalagi, di tahun ini prospek tingkat pertumbuhan kredit konsumer diprediksi meningkat,
“Di sisi lain, potensi penerapan expansionary monetary policy dari Bank Indonesia juga akan memberikan katalis positif dalam meningkatkan likuiditas,” katanya pada Bisnis, Senin (5/2/2024).
Lebih lanjut, kata Nafan, bank KBMI IV pun rutin dalam membagi dividen, sehingga ini membuat suatu booster positif bagi investor dalam mengakumulasikan emiten perbankan KBMI IV.
Baca Juga
Kemudian, berdasarkan analisis teknikal, dirinya merekomendasikan Add pada saham BMRI dan memasang target harga per lembar saham Rp7.125.
Tak hanya itu, dirinya juga merekomendasikan Add untuk saham BBNI, BBRI, dan BBCA dengan target masing-masing Rp6.150, Rp6.675 dan Rp10.450
Di sisi lain, OCBC Sekuritas merekomendasikan buy untuk saham BMRI dengan target harga di level Rp7.250. Pihaknya optimis terhadap prospek bisnis BMRI. Pertama, terdorong ekspansi pinjaman yang kuat seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
Kedua, ekspektasi terhadap kebijakan moneter yang lebih akomodatif mulai semester II/2024 dengan margin bunga bersih yang stabil. Ketiga, kualitas aset yang baik yang tercermin dari loan at risk (LAR) yang lebih rendah dan rasio coverage yang solid.
“Keempat, pertumbuhan perbankan digital pada BMRI yang luar biasa yang meningkatkan pendapatan berbasis biaya dan CASA serta likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat untuk memenuhi peningkatan permintaan pinjaman,” tulis analis Budi Rustanto dan Farrell Nathanael yang dikutip Senin (5/2/2024).
Konsensus analis Bloomberg juga masih memandang positif prospek saham BMRI. Dari 35 analis yang memantau, 30 di antaranya merekomendasikan beli, dan sisanya memilih rekomendasi jual. Target harga rata-rata saham BMRI adalah Rp7.293.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.