Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Geliat Bank Jumbo (BRI, BNI, BCA) Salurkan Kredit UMKM Usai Disinggung Jokowi

Presiden Jokowi meminta perbankan menggenjot penyaluran kredit UMKM. Ini rencana aksi dari bank jumbo (BRI, BNI, BCA).
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2024, Selasa (20/02/2024), di  Ballroom The St. Regis, Provinsi DKI Jakarta. Foto: Humas Setkab/Rahmat.
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2024, Selasa (20/02/2024), di Ballroom The St. Regis, Provinsi DKI Jakarta. Foto: Humas Setkab/Rahmat.

Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah perbankan terus bergeliat menumbuhkan kredit ke sektor UMKM usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta penyaluran kredit ke usaha kecil mesti dikebut. 

Pasalnya, Jokowi memaparkan saat ini baru 19% saja dukungan kredit perbankan ke UMKM dari total penyaluran kredit secara keseluruhan. Adapun, target yang dipatok untuk penyaluran ke segmen ini sebesar 30%

“Perlu sebuah strategi agar ada peningkatan kredit perbankan modal UKMK sehingga kita bisa melihat UMKM kita tumbuh dengan baik," ucapnya dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024, Selasa (20/2/2024).

Berdasarkan data Bank Indonesia, tercatat per Desember 2023, kredit kepada UMKM mencapai Rp1.364,2 triliun, tumbuh 7,9% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini susut dibanding November 2023 yang tumbuh 8,5%.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (misalnya) sebagai bank yang fokus pada segmen UMKM, khususnya mikro. Per Desember 2023, kredit mikro tumbuh 10,9% yoy menjadi Rp 611,2 triliun. Selanjutnya kredit konsumer naik 13,4% menjadi Rp190 triliun dan kredit kecil dan menengah tumbuh 8,6% menjadi Rp267,5 triliun. 

"Artinya jika ditotal portfolio UMKM BRI mencapai 84,4% dari total penyaluran kredit BRI atau senilai Rp1.068,7 triliun," ujar Sunarso dalam paparan kinerja BRI, Rabu (31/1/2023).

Adapun, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan dalam menyalurkan kredit kepada sektor UMKM, BRI terus membangun kapabilitas. Selain itu, BRI meningkatkan kemampuan layanan atau customer journey.  

"Sekarang ini rasanya masyarakat sudah siap dengan digital termasuk sektor UMKM," katanya pada Bisnis yang dikutip Rabu (21/2/2024)

BRI juga menyebut perlu pendekatan khusus untuk segmen mikro dan ultramikro. Untuk itu perseroan mengandalkan layanan agen atau BRILink.

Tak mau kalah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menyampaikan sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB), maka pertumbuhan kredit UMKM perseroan diproyeksikan tumbuh 12% pada 2024. 

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyebut untuk menjaga kualitas kredit, strategi penyaluran bakal difokuskan pada sektor prioritas, value chain, dan cross selling dengan mengutamakan budaya risiko untuk memperoleh ekspansi kredit yang berkualitas.

“Peningkatan kualitas pipeline juga menjadi hal utama dalam mendukung pertumbuhan kredit UMKM serta meningkatkan market share BNI khususnya untuk kredit UMKM,” katanya pada Bisnis, Rabu (21/2/2024).

Adapun, Okki menuturkan upaya pemulihan dan penyelesaian kredit bermasalah akan dijalankan secara optimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna menjaga kualitas portofolio serta mendukung segmen UMKM sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi.

“Selama tahun 2023, BNI telah proaktif memberikan layanan solutif bagi setiap kebutuhan dan kondisi UMKM di masa pemulihan dan menjawab potensi pertumbuhan di masa depan,” ucapnya.

Sebagai informasi berdasarkan presentasi BNI, tercatat kredit UMKM perseroan mencapai Rp194,5 triliun sepanjang 2023

Secara rinci, dalam segmen medium, yakni kredit entreprise mencapai Rp59,1 triliun, tubuh 3,9% dari periode tahun lalu yaitu Rp56,8 triliun. Lalu, segmen komersial menyentuh Rp50,5 triliun. Angka ini susut 9,1%  dari yang sebelumnya Rp55,6 triliun.

Sedangkan, untuk segmen mikro alias small terbagi menjadi dua, yakni KUR atau dengan bukan KUR yang masing-masing senilai Rp44,1 triliun dan Rp40,8 triliun, turun 16,3% dan 8,3% secara tahunan. 

Bila dilihat secara keseluruhan, BNI sendiri optimistis kredit dapat tumbuh dobel digit seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksi berada di level solid yakni 5%

Kredit UMKM di Bank Swasta

Sementara dari pemain bank swasta, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan penyaluran kredit ke UKM sebesar Rp107,9 triliun pada 2023, tumbuh 16% yoy dari tahun sebelumnya yaitu Rp93 triliun. 

BCA juga menargetkan penyaluran kredit UMKM dapat tumbuh dua digit di kisaran 12%—14% pada 2024. 

Direktur BCA John Kosasih mengatakan Indonesia memiliki total sekitar 65 juta UMKM yang menyumbang produk domestik bruto (PDB) sekitar 65%. Dia menjelaskan bahwa UMKM merupakan pilar ekonomi di Indonesia. 

“Jadi ini akan kami terus dorong, kalau tahun lalu tumbuh kurang lebih sekitar 16% [penyaluran UKM], tahun ini [kredit UMKM] 2024 kira-kira antara sekitar 12-14%,” ujarnya pada Rabu (31/1/2024)

Untuk UMKM, John menyampaikan bahwa BCA membiayai beragam macam sektor, mulai dari perdagangan, distribusi, ritel, toserba, bahan bangunan, besi konstruksi, hingga transportasi logistik.  

“Itu hubungannya lengkap karena transportasi dan logistik itu penting. Itu merupakan fokus di BCA,” jelasnya beberapa waktu lalu 

Pada kesempatan terpisah, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyebut ditopang likuiditas yang memadai, perseroan bakal mengoptimalkan penyaluran kredit ke sektor UMKM, serta berkomitmen mendukung pembiayaan inklusif serta pencapaian target RPIM yang ditetapkan pemerintah dan regulator.  

“BCA juga akan mengoptimalkan pertumbuhan ini dengan berkolaborasi bersama fintech, e-commerce, dan startup digital di Indonesia,” ujarnya pada Bisnis.  

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin menyebut meski kredit UMKM sempat mengalami perlambatan, akan tetapi mengenai prospek ke depan akan makin baik, mengingat pangsa pasar UMKM masih terbilang luas.  

Adapun, dia menilai hal aung membuat kredit UMKM mengalami perlambatan. Pertama, sebagian ceruk pasar diambil lembaga keuangan non bank, salah satunya fintech peer-to-peer (P2P) lending

Kedua, bank sedang dalam tahap untuk memperbaiki kondisi rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL), misal melalui proses bisnis termasuk kebijakan yang ada.   

“Ketiga, bangkitnya UMKM pascapandemi, 1-2 tahun ini terbilang masih lambat. Mereka masih hati-hati untuk ekspansi,” ujarnya pada Bisnis, Selasa (23/1/2024).  

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper