Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan positif di industri pembiayaan sepanjang Februari 2025.
Pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan atau multifinance tumbuh sebesar 5,92% secara tahunan (year on year/YoY), menjadi Rp507,02 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) Lainnya OJK, Agusman, menjelaskan bahwa pertumbuhan ini ditopang oleh pembiayaan investasi yang meningkat signifikan.
“Di sektor lembaga pembiayaan, perusahaan modal ventura, lembaga keuangan mikro, dan lembaga jasa keuangan lainnya, atau PVML, utang pembiayaan perusahaan pembiayaan tumbuh sebesar 5,92% YoY pada Februari 2025. Di Januari 2025 yang lalu, tercatat 6,04% YoY, menjadi Rp507,02 triliun,” kata Agusman dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Maret 2025 pada Jumat (11/4/2025).
Dia menambahkan bahwa pertumbuhan pembiayaan investasi mencapai 12,98% YoY. Selain itu, profil risiko perusahaan pembiayaan juga tetap terjaga.
Rasio non-performing financing (NPF) gross tercatat turun menjadi 2,87% dibanding Januari 2025 yang sebesar 2,96%. Sementara NPF net berada di level 0,92%, turun tipis dari 0,93% pada bulan sebelumnya.
Baca Juga
“Gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,20 kali. Di Januari yang lalu, 2,21 kali. Dan berada di bawah batas maksimum sebesar 10 kali,” sambung Agusman.
Sementara itu, pembiayaan di sektor modal ventura mengalami kontraksi sebesar 0,93% YoY pada Februari 2025. Kendati demikian, nilainya meningkat menjadi Rp16,34 triliun dari sebelumnya Rp15,81 triliun pada Januari. Agusman juga menyoroti pertumbuhan signifikan dalam industri fintech peer-to-peer (P2P) lending.
Outstanding pembiayaan tumbuh sebesar 31,06% YoY menjadi Rp80,07 triliun. Namun, tingkat risiko kredit macet atau TWP90 juga mengalami kenaikan, dari 2,52% di Januari menjadi 2,78% pada Februari.
Untuk skema pembiayaan buy now pay later (BNPL) oleh perusahaan pembiayaan, tercatat pertumbuhan yang sangat tinggi, yakni sebesar 59,1% YoY di Februari 2025, dibandingkan 41,9% YoY pada Januari, dengan nominal pembiayaan mencapai Rp8,2 triliun.
“NPF gross sebesar 3,68%, di Januari yang lalu 3,37%,” tandas Agusman.