Bisnis.com, JAKARTA – Perbankan digital di Indonesia masih membukukan kinerja positif sepanjang 2024. Sebagian besar bank mencatatkan pertumbuhan laba positif di tengah beragam tantangan perekonomian.
Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital nasional tumbuh signifikan pada Februari 2025. Pembayaran digital yang terdiri dari aplikasi perbankan mobile banking dan internet banking mencapai 3,38 miliar transaksi, tumbuh 31,21% secara tahunan atau year on year (YoY) hingga bulan kedua tahun ini.
“Volume transaksi pada aplikasi mobile dan volume transaksi pada internet terus meningkat masing-masing tumbuh sebesar 32,22% YoY dan 16,51% YoY pada Februari 2025,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu (19/3/2025) lalu.
Capaian tersebut turut mencerminkan pertumbuhan bank digital, khususnya dari sisi penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
Bisnis mencatat, di antara 9 bank digital yang telah mempublikasikan laporan keuangan periode tahun lalu, Allo Bank meraup laba terbesar.
Sejumlah bank juga mencatatakan pertumbuhan laba dengan persentase tiga digit, seperti BCA Digital alias Blu serta Bank Raya. Sementara itu, Superbank masih membukukan rugi pada tahun lalu.
Baca Juga
Berikut daftar bank digital dengan laba bersih terbesar sepanjang 2024:
Allo Bank
PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) membukukan laba bersih sebesar Rp467,1 miliar pada 2024, tumbuh 5,07% YoY dari Rp444,5 miliar pada 2023.
Bank digital milik konglomerat Chairul Tanjung ini telah menyalurkan kredit sebesar Rp 7,48 triliun pada tahun lalu, naik 1,25% YoY. Capaian ini ditopang oleh segmen ritel.
Di sisi simpanan atau dana pihak ketiga, Allo Bank membukukan pendanaan sebesar Rp6,09 triliun, naik 24,42%. Produk Allo Grow tumbuh tiga kali lipat sepanjang tahun lalu.
Seabank
Bank digital milik induk Shopee Sea Group, PT Bank Seabank Indonesia mencatatkan laba bersih Rp378,76 miliar pada 2024. Realisasi ini naik 57% YoY dibandingkan Rp241,47 miliar pada 2023.
Seabank mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp22,4 triliun pada tahun lalu, meningkat 25,28% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak Rp17,88 triliun.
Dari sisi pendanaan, Seabank telah meraup DPK sebesar Rp26,7 triliun, tumbuh 22,05% YoY dari Rp20,81 triliun sepanjang periode yang sama.
Bank Amar
PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) membukukan laba bersih senilai Rp214,99 miliar pada 2024, tumbuh 20,8% secara tahunan dari Rp177,97 miliar pada 2023.
Berdasarkan laporan keuangannya, penyaluran kredit Bank Amar mencapai Rp383,56 miliar pada 2024, tumbuh 19,38% YoY dari Rp321,28 pada 2023.
Sementara itu, dari sisi simpanan, DPK Bank Amar juga meningkat pada kisaran 52% secara tahunan menjadi Rp1,08 triliun. Jumlah itu terdiri dari giro sebesar Rp94,31 miliar, tabungan senilai Rp203,55 miliar, serta deposito sebanyak Rp782,43 miliar.
Bank Jago
PT Bank Jago Tbk. (ARTO) membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp129 miliar pada 2024, tumbuh 78% dibandingkan capaian pada 2023 yang sebesar Rp72 miliar.
Bank digital yang disokong ekosistem GoTo ini menyalurkan kredit Rp17,7 triliun pada tahun lalu, meningkat 36% secara tahunan dari Rp13 triliun pada tahun sebelumnya.
Terkait simpanan, jumlah DPK yang telah dihimpun Bank Jago mencapai Rp18,8 triliun, naik 56% dari Rp12,1 triliun sepanjang periode serupa.
Krom Bank
PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) membukukan laba bersih senilai Rp124 miliar pada 2024. Realisasi itu turun 6,91% secara tahunan YoY dari Rp132,57 miliar pada 2023.
Bank digital yang dikendalikan oleh PT FinAccel Teknologi Indonesia—yang juga merupakan induk perusahaan leasing Kredivo— ini telah menyalurkan kredit sebesar Rp4,25 triliun pada tahun lalu, tumbuh 131% dibandingkan Rp1,83 triliun pada tahun sebelumnya.
DPK Krom Bank tercatat sebesar Rp3,16 triliun pada 2024, tumbuh 809% atau hampir sembilan kali lipat dari Rp348 miliar pada 2023. Capaian ini didorong oleh pertumbuhan pada simpanan berbasis tabungan dan deposito.
BCA Digital (blu)
PT Bank Digital BCA alias Blu membukukan laba senilai Rp108 miliar sepanjang 2024. Realisasi itu tumbuh 134,5% secara tahunan dari Rp46 miliar pada 2023.
Anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) ini mencatatkan peningkatan total simpanan nasabah alias dana pihak ketiga (DPK) sebesar 30,7% YoY hingga mencapai Rp11,7 triliun.
Dari fungsi intermediasi, penyaluran kredit BCA digital juga naik 40,5% YoY menjadi Rp6,5 triliun.
Bank Raya
PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) membukukan laba bersih sebesar Rp50,89 miliar pada 2024. Realisasi ini tumbuh 108,9% YoY dari Rp24,35 miliar pada 2023.
Bank digital milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) ini membukukan pertumbuhan kredit 3,37%, dari Rp6,89 triliun pada 2023 menjadi Rp7,13 triliun pada 2024.
Di sisi lain, simpanan alias DPK Bank Raya terkontraksi tipis 0,65%, dari Rp8,19 triliun menjadi Rp8,13 triliun. Deposito menjadi komponen simpanan terbesar dengan nilai Rp5,9 triliun.
Bank Neo Commerce
PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) membukukan laba bersih senilai Rp19,88 miliar pada 2024. BNC berhasil membalikkan keadaan dari rugi bersih senilai Rp573,8 miliar pada 2023.
Penyaluran kredit BNC tercatat sebesar Rp8,82 triliun pada 2024, turun dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp10,78 triliun.
Sementara itu, dana pihak ketiga yang dihimpun BNC mencapai Rp13,06 triliun, turun tipis dari Rp13,87 triliun pada 2023.
Superbank
Bank digital kongsi Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), PT Super Bank Indonesia (Superbank) membukukan rugi bersih Rp355,36 miliar pada 2024.Jumlah itu menyusut dibandingkan rugi pada 2023 yang sebesar Rp385,1 miliar.
Penyaluran kredit Superbank naik signifikan sebesar 120%, dari Rp2,92 triliun pada 2023 menjadi Rp6,42 triliun pada 2024.
Sementara itu, Superbank telah membukukan dana pihak ketiga sebesar Rp4,94 triliun, melesat 436,26% YoY. Pertumbuhan ini didorong oleh kinerja dana murah atau current account saving account (CASA) yang melambung 845,7% YoY, serta deposito yang tumbuh signifikan 359,78% secara tahunan.