Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Syariah Indonesia Tbk. alias BSI (BRIS) menyatakan kesiapannya bila harus mengakuisisi bank syariah berskala kecil di tengah upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang juga mendorong adanya aksi konsolidasi perbankan syariah.
Sebagaimana diketahuil Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan konsolidasi diharapkan akan menghasilkan bank syariah yang besar dengan aset hingga Rp200 triliun.
Pasalnya, menurut Dian, saat ini pangsa pasar perbankan syariah hanya dikuasai oleh satu pemain yakni BSI.
Bahkan, dia menuturkan selain aksi merger BTN Syariah dan Bank Muamalat yang didorong oleh Kementerian BUMN, aksi korporasi dari bank syariah lainnya pun bakal datang yang kemungkinan bisa dijalankan oleh tiga hingga empat bank.
"Ada beberapa calon yang tentu diharapkan menjadi merger yang cukup besar," tutur Dian.
Investor Relations Group Head BSI Rizky Budinanda menyebut pihaknya membuka ruang untuk melakukan konsolidasi, apalagi mengingat modal perseroan yang cukup kuat. Tentu, aksi ini akan makin memperkuat aset perseroan.
Baca Juga
“Tentunya [BSI] ada kapasitas membeli aset yang bagus dengan harga yang reasonable,” ujarnya dalam agenda virtual Emiten Corner Reliance Sekuritas, Rabu (28/2/2024).
Rizky menyatakan bahwa jika ada bank syariah kecil yang berencana menjual asetnya, BSI akan menyambut baik peluang tersebut, terutama jika valuasinya menarik.
“Misal BCA Syariah, Mega Syariah ingin divestasi dan meminta BSI untuk membeli. Ya kita happy saja, selama kinerja sehat, tentunya kita happy untuk akuisisi,” imbuhnya.
Dia pun mengatakan aksi konsolidasi serupa nyatanya sempat BSI lakukan beberapa waktu ke belakang. Di mana, pihaknya kerap melakukan akuisisi bank konvensional yang kemudian konversi ke bank syariah.
Lebih lanjut, BSI juga menyambut baik adanya calon pemain perbankan syariah yang bakal menjadi pesaing di masa mendatang.
Rizky menilai industri keuangan syariah memerlukan lebih banyak pemain, hal ini demi mendorong pertumbuhan industri syariah. Dia melihat bahwa kehadiran pemain perbankan syariah lainnya justru akan menjadi 'trading partner' dengan BSI.
“Apabila UUS BTN gabung dengan Bank Muamalat dan membuat satu bank syariah baru, tentunya kita akan happy. Ini membantu kami meningkatkan penetrasi perbankan syariah di RI, dari yang awalnya hanya bergantung ke BSI,” tuturnya.
Berdasarkan laporan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) aset perbankan syariah tercatat sebesar Rp868,99 triliun per Desember 2023.
Angka itu masih sangat kecil jika dibandingkan dengan total aset bank umum. Di mana, OJK mencatat bahwa total aset bank umum telah mencapai Rp11.765,84 triliun per Desember 2023. Dengan kata lain, pangsa perbankan syariah hanya sekitar 7,39% secara nasional.