Bisnis.com, JAKARTA -- KB Bank (BBKP), yang sebelumnya bernama KB Bukopin, mengumumkan bakal fokus menggarap sejumlah sektor usai secara resmi mengumumkan KB Bank sebagai nama merek dan logo bank yang efektif per 3 Maret 2024.
Presiden Direktur KB Bank Tom (Woo Yeul) Lee menilai ada sejumlah faktor yang membuat Indonesia memiliki potensi menarik. Dia menuturkan luas wilayah, kekayaan sumber daya alam hingga tingginya jumlah populasi masyarakat menjadi salah satu faktor perekonomian Tanah Air bakal tumbuh pesat.
"Populasi Indonesia enam kali lipat dari Korea Selatan, sehingga pertumbuhan negara akan lebih cepat dibanding Korea Selatan,” ucapnya dalam Konferensi Pers Rebranding Ceremony di Jakarta, Senin (4/3/2024).
Pertama, dia menyebut soal perseroan bakal fokus pada industri electric vehicle (EV). Apalagi, saat ini pemerintah RI gencar memberikan subsidi untuk membentuk ekosistem kendaraan listrik.
"Kami akan banyak memberikan bantuan untuk EV dan ekosistemnya agar bisa tumbuh bersama-sama,” ujarnya.
Kedua, perseroan melihat apabila PDB Indonesia terus mengalami kenaikan, maka pertumbuhan dari UMKM juga akan akan terus cepat.
Baca Juga
Sayangnya, berdasarkan data yang dirinya peroleh tercatat sebanyak 50% masyarakat Indonesia masih unbankable. Sementara layanan keuangan di luar perbankan punya bunga yang cukup tinggi
“Sehingga salah satu misi kami adalah menarik masyarakat yang belum terbuka pada transaksi perbankan melalui digital banking serta memberikan [layanan] kredit tanpa agunan,” ujarnya.
Ketiga, industri yang akan difokuskan perseroan adalah kesehatan. “Kami memberikan bantuan pada healthcare agar bisa berkembang bersama,” imbuhnya.
Tak hanya itu, sektor keempat dan kelima yang dibidik oleh KB Bank yaitu industri agrikultur hingga infrastruktur.
Sebagai informasi, perubahan nama dari KB Bukopin menjadi KB Bank bertujuan untuk memperkuat branding serta transformasi bisnis perusahaan. Bahkan, ke depan perseroan siap untuk bisa memperbaiki kinerja, termasuk laba.
“Tahun ini kami ingin mencetak keuangan di operating income dan saat ini kami memiliki rencana menyelesaikan kredit bermasalah sehingga berujung pada net profit,” ujar Tom.
Dia menyebut perubahan nama ini juga untuk meningkatkan kepercayaan di masyarakat, di mana KB Financial Group (KBFG) merupakan bagian dari BBKP.
Sebagaimana diketahui, KBFG melalui KB Kookmin Bank menjadi pemegang saham pengendali KB Bank sejak 2020. Tercatat, berdasarkan RTI Business per 31 Januari 2024, Kookmin Bank memegang 67% saham BBKP.
“Sebenarnya nama Bukopin memiliki image bagus di beberapa orang, tapi memiliki image kurang baik untuk sebagian masyarakat. Sebelum melakukan pergantian nama, kami melakukan survei di mana terlihat 80% partisipan lebih memilih nama KB Bank dibanding Bukopin,” tuturnya.
Lebih lanjut, perseroan juga tak menampik fakta bahwa pihaknya masih mencatatkan kerugian. Dengan demikian, KB Bank masih terus memperbesar nilai cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN)
Hingga kuartal III/2023, kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perseroan stabil sebesar 33,1%, atau lebih tinggi dari industri yang sebesar 27,33%.
Perseroan juga masih membukukan rugi bersih senilai Rp3,38 triliun hingga kuartal III/2023, dari sebelumnya rugi bersih senilai Rp2,63 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.