Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) secara resmi mengumumkan KB Bank sebagai nama merek dan logo baru perusahaan efektif per 3 Maret 2024.
Presiden Direktur KB Bank Tom (Woo Yeul) Lee mengatakan perubahan nama ini diharapkan dapat memperkuat branding serta transformasi perusahaan. Seperti diketahui, KB Kookmin resmi menjadi pengendali emiten dengan ticker saham BBKP itu sejak tahun 2020. Sejumlah transformasi dilakukan setahun kemudian. Pergantian nama dan logo diharapkan mempermudah perusahaan memperbaiki kinerja, termasuk meraih laba.
“Tahun ini kami ingin mencetak keuangan di operating income dan saat ini kami memiliki rencana menyelesaikan kredit bermasalah sehingga berujung pada net profit,” ujarnya dalam Konferensi Pers Rebranding Ceremony di Jakarta, Senin (4/3/2024)
Dia menyebut perubahan nama ini juga untuk meningkatkan kepercayaan di masyarakat, di mana KB Financial Group (KBFG) merupakan pengendali BBKP.
Sebagaimana diketahui, KBFG melalui KB Kookmin Bank menjadi pemegang saham pengendali KB Bank sejak tahun 2020. Tercatat, berdasarkan RTI Business per 31 Januari 2024, Kookmin Bank memegang 67% saham BBKP.
Menurutnya, perubahan ini juga sebagai penegasan kepada publik bahwa KB Bank merupakan bagian dari entitas keuangan terbesar asal Korea Selatan dengan total aset mencapai Rp14.040 triliun, KB Financial Group (KBFG), sehingga diharapkan dapat memperkuat citra dan identitas KB Bank di Indonesia
“Sebenarnya nama Bukopin memiliki image bagus di beberapa orang, tapi memiliki image kurang baik untuk sebagian masyarakat. Sebelum melakukan pergantian nama, kami melakukan survei di mana terlihat 80% partisipan lebih memilih nama KB Bank dibanding Bukopin,” tuturnya.
Lebih lanjut, perseroan juga tak menampik fakta bahwa pihaknya masih mencatatkan kerugian. Sehingga, KB Bank masih terus memperbesar nilai cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Khususnya, pada Juli 2024 ini pihaknya juga memiliki perubahan besar dari segi IT dan digital banking. Tom mengatakan bahwa berdasarkan data yang diperolehnya, sebanyak 50% masyarakat Indonesia masih unbankable. Oleh sebab itu, dia menjelaskan pihaknya hendak mendorong digital banking guna mempermudah akses masyarakat terhadap perbankan.
Nantinya, adopsi teknologi Next Generation Banking System (NGBS) dari KBFG menjadi bentuk kolaborasi grup untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Seperti yang saya sampaikan kami sedang melakukan banyak persiapan agar bisa melakukan opening satu persatu pelayanan [digital] yang lebih baik,” ujarnya.
Hingga kuartal III/2023, kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan stabil sebesar 33,1%, atau lebih tinggi dari industri yang sebesar 27,33 persen. Tingkat kredit berisiko atau Loan at Risk (LAR) mencatatkan perbaikan. Rasio LAR KB Bukopin dari 53,5% menjadi 43,96%.
Perseroan tercatat masih membukukan rugi bersih senilai Rp3,38 triliun hingga kuartal III/2023, dari sebelumnya rugi bersih senilai Rp2,63 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.