Bisnis.com, JAKARTA - Calon Presiden Prabowo Subianto menyinggung pernah punya utang di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. beberapa waktu silam, dan diklaim telah dibayar lunas.
Prabowo hadir dalam Mandiri Investor Forum 2024 yang diselenggakan oleh Bank Mandiri. Hadir dalam kesempatan itu Menteri BUMN Erick Thohir, mantan Menteri Keuangan Chatib Basri hingga jajaran duta besar dan investor.
"Saya punya ikatan emosional sama Bank Mandiri, pernah jadi nasabahnya. Saya pikir jejak rekam saya di Bank Mandiri tidak terlalu buruk," ujarnya.
Dia menyebutkan bahwa telah membayar 100% utangnya kepada Bank Mandiri, tanpa ada potongan. "Saya pikir mungkin dalam sejarah Indonesia, saya pikir salah satu dari sedikit klien yang membayar [utang] 100%," tuturnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, Prabowo memiliki perusahaan bernama PT Kiani Kertas. Perusahaan tersebut sempat bermasalah saat krisis 1998 mendera Tanah Air.
Namun, pada Maret 2007 hingga Juni 2007 melakukan refinancing. Perusahaan penghasil bubur kertas melalui PT Fayola Investment Limited sebesar 99,99% dan PT Metra Tujuh Dua 0,01% telah melunasi kewajibannya kepada Bank Mandiri senilai US$47 juta sampai dengan 8 Maret 2007.
Baca Juga
Manajemen Bank Mandiri mengungkapkan Kiani Kertas terus melakukan pembayaran utang kepada perseroan. Pelunasan akan dilakukan hingga Juni 2007.
Skema pelunasan itu diungkapkan oleh Wadirut Bank Mandiri kala itu, I Wayan Agus Mertayasa kepada Bisnis edisi 8 Maret 2007 dalam artikel berjudul ‘Utang Kiani ke Bank Mandiri tuntas Juni’.
“Mereka terus membayar utang kepada kami Bank Mandiri. Dari sisa kewajiban ke Bank Mandiri, semuanya akan dilunasi mulai Maret hingga Juni tahun ini,” ujarnya dalam Koran Bisnis Indonesia edisi 8 Maret 2007.
Adapun, emiten berkode saham BMRI itu akan menerima pelunasan sisa utang Kiani Kertas senilai US$154 juta hingga Juni 2007.
Mertayasa mengatakan Kiani Kertas akan menggunakan dana refinancing untuk membayar utang. Namun, dia tidak mengetahui apakah dana itu berasal dari obligasi atau sumber lain.
Setelah pembayaran, kolektibilitas kredit Kiani Kertas masuk menjadi kategori performing loan. Artinya, status kolektabilitas kredit Kiani Kertas telah dinilai lancar karena membayar US$37 juta pada Januari 2007.
Untuk diketahui, Kiani Kertas menjadi debitor Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebelum menjadi debitor Bank Mandiri. Emiten BUMN itu setuju mengambil alih kredit Kiani Kertas yang masuk kategori sustanaible loan.
Utang kategori itu mampu dibayar dengan arus kas yang ada. Adapun, unsustainable loan senilai US$789,56 juta diambil oleh PT Anugra Cipta Investa. Dalam membeli kredit itu, konsorsium Bank Mandiri dan Anugra Cipta membayar US$200,64 juta.
Berdasarkan catatan Bisnis, Kiani Kertas didirikan oleh pengusaha Muhammad Hasan atau yang lebih dikenal sebagai Bob Hasan. Setelah 7 tahun sejak didirikan pada 4 April 1991, Bob terpaksa menandatangani perjanjian penyelesaian utang senilai Rp8,91 triliun dengan BPPN pada 1998. Langkah itu harus ditepuh setelah Bank Umum Nasional milik Bob berutang kepada negara Rp8,917 triliun. Dengan demikian, aset milik Bob harus diambil negara salah satunya Kiani Kertas.