Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada bulan pencoblosan Pemilu 2024 atau Februari 2024 tumbuh melambat. Akan tetapi, menurut BI likuiditas bank tetap aman.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan DPK perbankan hanya tumbuh 5,66% secara tahunan (year on year/yoy) pada Februari 2024, melambat dibandingkan bulan sebelumnya atau Januari 2024 yang mampu tumbuh di level 5,8%. Adapun kredit perbankan mampu tumbuh 11,28% yoy pada Februari 2024.
Meski begitu, Perry mengatakan likuiditas perbankan tetap memadai, tecermin dari rasio alat likuid terhadap DPK (AL/DPK) pada Februari 2024 yang terjaga tinggi di level 27,41%.
"Pengelolaan likuiditas perbankan juga semakin baik, sejalan tingginya penempatan perbankan pada surat berharga yang tergolong likuid dan strategi penempatan pada instrumen operasi moneter yang pro-market," kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Rabu (20/3/2024).
Perbankan turut serta dalam perdagangan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) di pasar sekunder yang memberikan fleksibilitas bank dalam mengelola likuiditas.
Perry juga mengatakan dalam menopang kredit, seiring dengan pertumbuhan DPK yang mencapai level 5,66%, perbankan menjalankan upaya relokasi aset serta optimalisasi sumber pendanaan.
Baca Juga
Bank menjalankan relokasi aset terutama dari surat berharga negara (SBN) yang dijadikan sumber dana penyaluran kredit. Selain itu, bank menjalankan optimalisasi sumber pendanaan lain seperti dari pinjaman, penerbitan surat utang jangka panjang, dan right issue saham.
Selain itu, bank mampu menjaga permodalan dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) berada pada level 27,52% per Januari 2024.
"Hasil stress test BI juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko ketidakpastian ke depan," ujar Perry.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan dalam menopang kredit, bank-bank memang mengandalkan sumber pendanaan lainnya. Namun, DPK masih merupakan sumber penghimpunan dana utama perbankan dengan porsi 76,26% dari total sumber dana.
"Meskipun terdapat pertumbuhan pada sumber dana lainnya yang lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK seperti pinjaman yang diterima, namun secara nominal masih tidak signifikan dibandingkan dengan DPK," ujar Dian.
Adapun, selain mengandalkan sumber dana dari pihak lain, perbankan juga mengandalkan pendanaan yang didapat dari usaha sendiri yaitu laba, serta dana dari pemegang saham utamanya modal disetor.