Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simpanan Nasabah Lesu, Bank Berburu Dana Non-DPK pada Awal Tahun

Bank menghimpun pendanaan di luar simpanan nasabah saat kredit tumbuh 11,83% pada Januari 2024, sementara DPK tumbuh 5,8%.
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Perbankan tercatat bergeliat menghimpun dana non-dana pihak ketiga (DPK) atau dana di luar simpanan nasabah pada awal tahun ini. Geliatnya bank menghimpun dana nonDPK menjadi strategi mengatasi kesenjangan pendanaan atau funding gap

Berdasarkan data Perkembangan Pasar Keuangan yang dirilis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), sumber dana nonDPK perbankan meningkat 3,28% secara tahunan (year on year/yoy) pada Januari 2024 menjadi Rp585,82 triliun. 

Kenaikan pendanaan nonDPK terutama dikontribusi oleh meningkatnya kewajiban bank lain sebesar Rp17,78 triliun dan pinjaman/pembiayaan diterima sebesar Rp27,46 triliun. 

"Perkembangan ini sejalan dengan strategi bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas. Akses sumber pendanaan nonDPK banyak digunakan bank untuk memenuhi funding gap di tengah ruang pertumbuhan DPK yang cenderung moderat," tulis LPS dalam laporannya dikutip Selasa (19/3/2024).

LPS juga mencatat ke depannya kebutuhan perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit diperkirakan akan mendorong pendanaan nonDPK yang semakin meningkat. 

Meski demikian, likuiditas perbankan yang masih memadai saat ini dan selisih biaya menyebabkan pertumbuhan dana nonDPK belum signifikan. 

Pemanfaatan pendanaan nonDPK potensial lebih banyak digunakan oleh bank skala menengah dan atas untuk memperbaiki struktur pendanaan jangka panjang serta mendapatkan selisih biaya dana yang lebih murah. 

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo juga telah mengatakan terdapat funding gap di perbankan, di mana kredit tumbuh pesat 11,83% pada Januari 2024, sementara DPK tumbuh 5,8%.

Dalam menyikapi funding gap agar tetap menjaga kapasitas penyaluran kredit, bank-bank menempuh dua strategi utama. "Realokasi alat likuid dari surat-surat berharga dan penguatan pendanaan non-DPK," ujar Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada bulan lalu (21/2/2024).

Dengan begitu, bank pun bisa menjaga kondisi likuiditasnya. "Pengelolaan likuiditas perbankan juga semakin baik, sejalan dengan tingginya penempatan perbankan pada surat berharga yang tergolong likuid," kata Perry.

Berdasarkan catatan BI, likuiditas perbankan memadai, tecermin dari rasio alat likuid terhadap DPK (AL/DPK) pada Januari 2024 pada level 27,79%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper