Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) menyiapkan ancang-ancang dalam meraup dana nasabah dari segmen korporasi dan ritel.
Communications and Daya Head Bank BTPN Andrie Darusman menyebut sejauh ini perseroan berfokus pada strategi meningkatkan pendanaan dengan biaya murah yaitu current account savings account (CASA) dan mengurangi pendanaan dengan suku bunga yang lebih tinggi, seperti term deposit dan borrowing.
“Dengan Bank Indonesia yang memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya, Bank BTPN berupaya menambah porsi pendanaan dengan biaya murah agar net interest margin Bank BTPN tetap terjaga,” ujarnya pada Bisnis, Senin (25/3/2024).
Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan nasabah dari berbagai segmen, Bank BTPN mengejar pertumbuhan dana pihak ketiga di semua segmen baik korporasi, maupun ritel.
Tercatat, untuk segmen ritel, Bank BTPN menggunakan Jenius sebagai platform digital untuk mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga.
Andrie menyebut hingga akhir 2023, Jenius mencatat pertumbuhan jumlah registered user sebesar 19% menjadi 5,2 juta, dari 4,4 juta pada periode sebelumnya. Dana pihak ketiga yang dikelola Jenius juga tumbuh sebesar 8% menjadi Rp25,5 triliun.
Baca Juga
Berdasarkan Analisis Perkembangan Uang Beredar pada Februari 2024 yang dirilis Bank Indonesia (BI), secara total, DPK secara industri sebesar Rp8.193 triliun, tumbuh 5,4% secara tahunan (year on year/yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,8% yoy.
Namun, bila melihat perkembangannya, DPK korporasi tumbuh 8,6% yoy, naik dibanding Januari 2024 sebesar 6,2%. Sementara, DPK perorangan mengalami pelemahan, di mana tumbuh 3,2% pada Februari 2024, dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 5,4%.