Progres Kedatangan Investor Strategis
Kementerian BUMN sendiri saat ini terus berproses menggaet investor strategis baru bagi BSI. Dalam roadshow ke Timur Tengah pada awal Oktober lalu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan sebagian investor global ingin masuk sebagai pemegang saham BSI dengan komposisi sebesar 15%-20%. Adapun tawaran yang diberikan berkisar di angka 10% hingga 11%.
“Mereka ingin masuk kalau bisa lebih dari 10%, tidak seperti yang kami tawarkan hanya 10% - 11%. Kalau bisa 15% atau 20% sehingga menjadi strategic partner,” kata Erick dalam konferensi pers di Gedung Kementerian BUMN, pada akhir tahun lalu (19/12/2023).
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan divestasi ditargetkan akan selesai sebelum pergantian presiden pada Oktober 2024.
Dalam langkah divestasi itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) akan keluar dari jajaran pemegang saham BSI. Nantinya, posisi yang ditinggalkan kedua bank itu bakal diisi oleh investor baru.
Saat ini, BRI memiliki porsi kepemilikan saham di BSI sebesar 15,38%. Lalu, BNI memiliki 23,24% kepemilikan saham di BRIS. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang juga menggenggam kepemilikan saham di BSI sebesar 51,47%, akan tetap menjadi pemegang saham pengendali.
Dia mengatakan ada dua opsi yang saat ini sedang dipertimbangkan Kementerian BUMN dalam langkah divestasi itu.
“Bisa lewat strategic investor atau bisa juga ke publik,” ujar Arya Sinulingga saat ditemui awak media di Jakarta Pusat pada Februari lalu (21/2/024).
Menurutnya, langkah menggandeng investor ataupun menambah saham publik diyakini mampu meningkatkan kapitalisasi market BRIS. Kendati demikian, saat itu Arya tidak menyebutkan calon investor strategis yang memiliki ketertarikan untuk mengambil alih saham perseroan.
Sementara itu, sejumlah pemegang saham di BSI saat ini pun sudah ancang-ancang kedatangan investor strategis baru di BSI dan bersiap divestasi.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan sesuai dengan rencana dari Kementerian BUMN, BNI sebagai pemegang saham BSI saat ini turut mengkaji masuknya investor baru di BSI. "Namun, kita belum ada yang konkrit," katanya.
Sebelumnya, Royke juga mengatakan bahwa BNI akan mendukung model bisnis BRIS setelah masuknya investor strategis baru itu. Meski begitu, menurutnya keputusan akhir dapat bergantung pada situasi atau kondisi BRIS.
Direktur Utama BRI Sunarso juga sempat mengatakan bahwa BRI akan selalu menghormati setiap arahan dari pemegang saham, yakni pemerintah dalam menjalankan setiap aksi korporasinya, termasuk dalam langkah divestasi saham BRIS.
"Kita hormati, ikuti arahan, termasuk dari kementerian [Kementerian BUMN], bentuk bank syariah yang besar. Tujuannya untuk meningkatkan laju percepatan market share syariah," kata Sunarso dalam acara Ngopi BUMN pada akhir tahun lalu (26/10/2023).
Menurutnya, BSI pun membutuhkan strategic partner yang membawa nilai tambah. "Tidak seperti sekarang, kan [pemegang saham] sama Himbara [himpunan bank milik negara] juga," tuturnya.