Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi CIMB Niaga (BNGA) Hadapi Gejolak Geopolitik

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) menyiapkan langkah antisipastif dalam menghadapi gejolak geopolitik.
Karyawan melayani nasabah di CIMB Niaga Digital Lounge, Jakarta, Rabu (6/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani nasabah di CIMB Niaga Digital Lounge, Jakarta, Rabu (6/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) menyiapkan langkah antisipastif dalam menghadapi gejolak geopolitik saat ini.

Presiden Direktur BNGA Lani Darmawan menjelaskan saat ini portofolio nasabah perseroan yang melakukan restrukturisasi pada saat pandemi Covid-19 sudah habis & sudah dipersiapkan sesuai dengan ketentuan.

Dengan bagusnya kualitas aset yang dimiliki oleh perseroan saat ini, dia menilai masa berlaku program Pemulihan Ekonomi Nasional sudah cukup memadai.

Selanjutnya, kata Lani yang juga Wakil Ketua Bidang Hubungan Kelembagaan Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Lani Darmawan, perbankan pun bisa lebih antisipatif dalam menghadapi gejolak geopolitik.

“Di tengah situasi seperti saat ini [gejolak geopolitik], kami bisa fokus ke likuiditas terutama dari dana murah. Saat ini Loan to Deposit Ratio [LDR] kami juga memiliki ruang cukup longgar sebagai bentuk antisipasi,” katanya kepada Bisnis, Kamis (9/5/2024).

Pada kuartal I/2024, CIMB Niaga melaporkan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp2,2 triliun, naik sebesar 7,8% year-on-year (yoy), dan menghasilkan earnings per share Rp66,96. Perolehan laba itu ditopang penyaluran kredit yang meningkat. Tercatat, penyaluran kredit CIMB Niaga naik 6% secara YoY menjadi Rp 211,6 triliun.

Diaa menuturkan bahwa segmen yang paling berkontribusi terhadap pertumbuhan kredit secara keseluruhan adalah segmen Usaha Kecil Menengah (UKM) yang naik 9,4% yoy dan segmen perbankan konsumer yang tumbuh 6,9% yoy.

Selain unit usaha konvensional, ia mengatakan bahwa pertumbuhan kredit juga terjadi pada unit usaha syariah CIMB Niaga, yaitu CIMB Niaga Syariah, dengan total pembiayaan Rp56,2 triliun, atau naik 15,4 persen yoy, berkat kontribusi segmen ritel.

Menurutnya, pertumbuhan kredit/pembiayaan yang sehat dan indikator kualitas aset yang membaik menjadi dasar perseroan untuk terus memberikan nilai lebih, ditambah dengan manajemen biaya yang efektif dengan rasio biaya terhadap pendapatan [Cost to Income Ratio/CIR) di bawah 45%.

Sedangkan, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diperoleh CIMB Niaga meningkat 3,3% menjadi Rp248 triliun. DPK tersebut juga ditopang dengan pertumbuhan Current Account Saving Account atau dana murah (CASA) yang baik sebesar 64,6% atau tumbuh 8,8% secara tahunan dibandingkan periode sebelumnya.

"Pencapaian ini mencerminkan komitmen kami untuk terus memberikan profitabilitas yang berkelanjutan dan memperkuat keyakinan kami terhadap prospek positif untuk sisa tahun ini," terangnya.

Sementara itu, perseroan juga akan meningkatkan porsi pembiayaan untuk ekonomi berkelanjutan atau green economy. Hingga kuartal I/2024, CIMB Niaga sudah menyalurkan hampir 26% dari total pembiayaan bank untuk mendukung transisi yang berkelanjutan menuju ekonomi rendah karbon.

CIMB Niaga dalam hal ini telah menyalurkan pembiayaan sebesar hampir 26% atau setara dengan Rp54,8 triliun untu mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper