Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Merger Menguat! OJK Beri Update Tukar Guling Saham NOBU-BABP

OJK memberikan kabar terbaru atau update tukar guling saham Bank Nobu (NOBU) dan Bank MNC (BABP). Sinyal merger kian menguat.
Logo PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) dan PT Bank National Nobu Tbk. (NOBU).
Logo PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) dan PT Bank National Nobu Tbk. (NOBU).

Bisnis.com, JAKARTA -- Jalan menuju merger kian terang usai Lippo Group dan MNC Group melakukan transaksi kepemilikan silang saham atau 'tukar guling' di Bank Nobu (NOBU) dan Bank MNC (BABP) pada 8 Mei 2024.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui telah menerima laporan ini dari NOBU dan BABP, bahkan sebelum aksi tersebut terealisasi. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan cross ownership itu merupakan wujud komitmen kedua belah pihak untuk memuluskan jalan menuju merger kedua bank.

Meski demikian, dia mengungkapkan detail skema merger masih terus dinegosiasikan di antara kedua belah pihak 

“[Dan] OJK tidak mendiktekan skema tertentu, karena rencana merger itu sejatinya merupakan inisiatif pemegang saham pengendali kedua bank dan bersifat business-to-business,” ucapnya pada Bisnis, Rabu (16/5/2024)

Berdasarkan data kepemilikan saham Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 8 Mei 2024, terlihat adanya transaksi antara MNC Group dan Lippo Group di masing-masing emiten bank. 

Pada 7 Mei 2024, MNC Land Tbk. (KPIG) memegang saham Bank MNC sebesar 16,82% atau sebanyak 7,48 miliar saham BABP. 

Sehari setelahnya, porsi saham tersebut susut ke 6,82% dengan masuknya PT Prima Cakrawala Sentosa yang merupakan entitas usaha milik Grup Lippo dengan kepemilikan saham sebesar 10,00% atau sebesar 4,445 miliar saham Bank MNC (BABP). Transaksi ini difasilitasi oleh PT MNC Sekuritas. 

Sebelumnya, Prima Cakrawala Sentosa telah mengenggam saham Bank Nobu sebesar 20,66% dan tercatat sebagai salah satu pemegang saham bukan PSP melalui pasar modal dengan kepemilikan lebih dari 5%. 

Lalu, di Bank Nobu juga tercatat transaksi masuknya MNC Land yang menjadi pemegang saham dengan porsi 10% atau mengenggam sebanyak 747,84 juta saham Bank Nobu (NOBU).

Di sisi lain, Prima Cakrawala Sentosa mengurangi porsi saham dari 20,66% menjadi 10,66%. Per 8 Mei 2024, kepemilikan saham Prima Cakrawala Sentosa menjadi 797,55 juta dari 1,545 juta saham. Transaksi tersebut difasilitasi oleh PT Ciptadana Sekuritas Asia.

Pada pekan lalu, mencuat pula kabar bahwa sebanyak 40% saham PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) atau Bank Nobu milik taipan James Riady akan diakuisisi oleh Hanwha Life, perusahaan asuransi dari Korea Selatan. 

Saat dikonfirmasi kepada OJK, Dian menyatakan proses akuisisi saham Bank Nobu oleh Hanwha Life saat ini masih dalam tahap bilateral. Alhasil, prosesnya masih panjang. 

Menurutnya, saat Hanwha Life memproses komitmennya, langkah tersebut juga untuk memenuhi proses tata kelola perusahaan yang berlaku di Korea Selatan. Maka, diperlukan persetujuan executive board dan setelah itu diumumkan ke publik. 

"Tentunya masih perlu waktu lagi untuk proses berikutnya, penandatangan conditional agreement dengan Bank Nobu karena masih perlu beberapa proses internal dan due diligence," ujar Dian kepada Bisnis, Selasa (7/5/2024).

Setelahnya, terdapat proses persetujuan dari otoritas di Korea Selatan dan persetujuan OJK di Indonesia.

"Jika proposal sudah siap, akan dilanjutkan dengan proses persetujuan OJK. Jadi, kami dalam posisi menunggu proposal resmi diajukan ke OJK," ujar Dian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper