Bisnis.com, JAKARTA — Emiten leasing PT Buana Finance Tbk. (BBLD) menargetkan penyaluran pembiayaan Rp4,31 triliun sepanjang 2024. Angka tersebut meningkat sekitar 13,7% secara tahunan (year on year/yoy) apabila dibandingkan pada 2023.
“Target kinerja tahun 2024 seperti yang telah kami sampaikan pada RKAP [Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan] ke OJK [Otoritas Jasa Keuangan] adalah penyaluran pembiayaan sebanyak Rp4,31 triliun,” tutur Direktur Buana Finance Mariani Setyadi dalam acara Public Expose (PE) yang digelar secara virtual pada Senin (20/5/2024).
Adapun pada 2023, perseroan mencatatkan penyaluran pembiayaan sebanyak Rp3,79 triliun. Capain ini meningkat 27,60% yoy dibandingkan dengan pada Desember 2022 yakni Rp2,97 triliun.
Dengan pertumbuhan tersebut, perseroan turut menargetkan peningkatan laba bersih mencapai Rp135,71 miliar. Angka tersebut meningkat sekitar 29,2% yoy apabila dibandingkan pada 2023. Pada tahun lalu, laba bersih yang dibukukan mencapai Rp105,01 miliar yang mana meningkat 20,07% yoy dibandingkan Rp87,46 miliar pada 2022.
Tidak hanya itu, perseroan juga menargetkan peningkatan total aset mencapai Rp6,83 triliun dan ekuitas sebanyak Rp1,49 triliun pada 2024. Pada 2023, total aset dan ekuitas yang dicatat mencapai Rp5,79 triliun dan Rp1,39 triliun.
Mariana menjelaskan pada tahun lalu perseroan menghadapi berbagai tantangan salah satunya adalah ketidakpastian ekonomi global, kenaikan suku bunga, perkembangan politik dalam negeri, hingga persaingan pasar dan digitalisasi.
Baca Juga
“Oleh karena itu pada 2023 perseroan fokus pada penyaluran berkualitas. Kemudian tetap menjaga hubungan baik dengan para customer, kreditur dan rekan bisnis kami untuk meningkatkan kepuasan dari para customer, perseroan juga mempercepat penyaluran pembiayaan dengan memperkuat infrastruktur dengan pengembangan teknologi dan peningkatan kapasitas dari SDM [sumber daya manusia] kami,” paparnya.
Tidak hanya itu, Mariana menjelaskan perseroan juga melakukan evaluasi kembali terhadap proses-proses yang dianggap memiliki risiko dari sisi cyber. Menuju 2024, dia menjelaskan bahwa strategi yang diterapkan yakni meningkatkan retensi, serta memberikan program apresiasi terhadap rekanan dan dealer.
“Tahun ini kami juga meningkatkan pembiayaan digital dan kerjasama dengan dealer kendaraan bekas. Meningkatkan efisiensi bisnis demi kenyamanan yang unggul, memperkuat pangsa pasar melalui diversifikasi produk dan berbagai program penjualan bagi debitur,” paparnya.