Bisnis.com, JAKARTA — PT Buana Finance Tbk. (BBLD) mengungkap strategi perusahaan leasing menyikapi kondisi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate yang naik ke level 6,25% beberapa waktu lalu.
Direktur Buana Finance Mariana Setyadi mengatakan pihaknya menyadari kenaikan suku bunga tersebut tentunya akan berdampak pada perusahaan pembiayaan, di mana mereka akan memperoleh bunga pinjaman yang lebih tinggi dari sebelumnya. Hal tersebut juga akan berdampak pada konsumen yang menanggung bunga pinjaman yang lebih besar. Meski demikian, untuk saat ini perseroan berfokus mengamati pasar dan kompetitor sebelum bereaksi secara bisnis.
“Serta tetap akan melakukan penyesuaian bunga jika memang diperlukan,” kata Mariana dalam Public Expose (PE) yang digelar secara virtual pada Senin (20/5/2024).
Tidak hanya itu, Mariana mengungkap perseroan selalu berusaha melakukan beragam inisiatif dalam memasarkan berbagai produk, sehingga diharapkan kenaikan suku bunga tidak berdampak ke konsumen.
Tentunya, lanjut dia, dengan memperhatikan risk based pricing. Mariana menambahkan untuk saat ini sumber dana perseroan masih berasal dari lembaga perbankan. Namun pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk memperoleh pendanaan dari pihak lain.
“Kami tidak menutup kemungkinan jika memang dari non perbankan memberikan suku bunga yang kompetitif,” ungkapnya.
Baca Juga
Tahun ini, Buana Finance menargetkan penyaluran pembiayaan Rp4,31 triliun sepanjang 2024. Angka tersebut meningkat sekitar 13,7% secara tahunan (year on year/yoy) apabila dibandingkan pada 2023.
Adapun pada 2023, perseroan mencatatkan penyaluran pembiayaan sebanyak Rp3,79 triliun yang meningkat 27,60% yoy dibandingkan dengan pada Desember 2022 yakni Rp2,97 triliun.
Dengan pertumbuhan tersebut, perseroan turut menargetkan peningkatan laba bersih mencapai Rp135,71 miliar. Angka tersebut meningkat sekitar 29,2% yoy apabila dibandingkan pada 2023. Pada tahun lalu, laba bersih yang dibukukan mencapai Rp105,01 miliar yang mana meningkat 20,07% yoy dibandingkan Rp87,46 miliar pada 2022.
Tidak hanya itu, perseroan juga menargetkan peningkatan total aset mencapai Rp6,83 triliun dan ekuitas sebanyak Rp1,49 triliun pada 2024. Pada 2023, total aset dan ekuitas yang dicatat mencapai Rp5,79 triliun dan Rp1,39 triliun.