Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah bank bergeliat menyalurkan kredit sindikasi pada awal tahun atau kuartal I/2024. Adapun, bank dengan nilai kredit sindikasi terbesar ditempati oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).
Berdasarkan data Bloomberg League Table Reports, dari sisi mandated lead aranger (MLA), total nilai kredit sindikasi yang disalurkan oleh lembaga keuangan di Indonesia pada kuartal I/2024 telah mencapai US$3,42 miliar atau Rp54,69 triliun (asumsi kurs Rp15.990 per dolar AS).
Terdapat 16 lembaga keuangan yang terlibat dalam kredit sindikasi tersebut dengan jumlah proyek yang didanai mencapai 16 proyek.
Adapun, sejumlah bank mencatatkan kinerja penyaluran kredit yang moncer pada awal tahun ini. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) misalnya mencatatkan pertumbuhan kredit sindikasi 106% secara tahunan (year on year/yoy) pada Maret 2024.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan realisasi kinerja kredit sindikasi BNI didorong oleh proyek-proyek yang bergerak di bidang infrastruktur, industri pengolahan, kelistrikan, pertambangan, dan perkebunan.
"Kredit sindikasi diproyeksikan akan lebih prospektif ke depannya mengingat pembiayaan melalui kredit sindikasi saat ini lebih diminati daripada penerbitan obligasi," ujarnya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Selain itu, banyaknya proyek di sektor energi baru terbarukan (EBT) dalam rangka pencapaian net zero emission serta adanya kebijakan hilirisasi oleh pemerintah meningkatkan potensi pembiayaan sindikasi ke depannya.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pun mencatatkan pertumbuhan kredit sindikasi mereka pada kuartal I/2024 sebesar 49,08% yoy.
Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan positifnya pertumbuhan penyaluran kredit, termasuk sindikasi, sejalan dengan kondisi perekonomian nasional yang mampu tumbuh 5,11% yoy pada kuartal I/2024. "Kinerja penyaluran kredit sindikasi BCA ditopang oleh likuiditas yang solid," kata Hera.
Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan positif terkait penyaluran kredit sindikasi ke sektor EBT. Ke depannya, BCA berkomitmen mendukung pengembangan infrastruktur di Indonesia dengan menyalurkan kredit sindikasi untuk proyek-proyek strategis nasional seperti infrastruktur jalan tol, konstruksi, dan kelistrikan.
Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin mengatakan potensi penyaluran kredit sindikasi pada tahun ini masih besar. Hal ini didorong oleh sejumlah kondisi.
Bank misalnya masih hadapi masalah risiko kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) pasca restrukturisasi pandemi Covid-19. Bank berupaya menjaga risiko kreditnya dan ketika ingin membiayai proyek besar, sindikasi menjadi salah satu cara karena bank bisa berbagi risiko.
Selain itu, pasca pandemi Covid-19, mulai ada perbaikan kondisi keuangan pada sejumlah sektor seperti manufaktur dan perdagangan.
"Sektor pertambangan dan energi juga mulai menjanjikan setelah pemerintah menggencarkan hilirisasi. Itu memunculkan peluang kredit investasi, modal kerja yang besar, dan membuka peluang kredit sindikasi," tutur Amin kepada Bisnis.
Adapun, terdapat deretan bank penyalur kredit sindikasi terbesar, di mana Bank Mandiri menjadi bank yang paling dominan. Bank Mandiri menyumbang 24,7% porsi penyaluran kredit sindikasi di Indonesia pada kuartal I/2024 dengan nilai US$845 juta.
Berikut daftar 10 bank atau lembaga keuangan penyalur kredit sindikasi terbesar di Indonesia pada kuartal I/2024:
- Bank Mandiri
Total Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar US$845 juta dengan porsi 24,7% secara MLA. Bank Mandiri terlibat dalam 6 proyek kredit sindikasi pada kuartal I/2024. - BNI
BNI total telah menyalurkan kredit sindikasi US$622 juta secara MLA per kuartal I/2024. Pangsa pasar BNI dalam penyaluran kredit sindikasi mencapai 18,19% dan terlibat di 6 proyek kredit sindikasi. - BCA
BCA telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar US$470 juta dengan pasar mencapai 13,7% pada kuartal I/2024. Terdapat 4 proyek yang didanai oleh BCA. - BSI
Sama seperti BCA, bank syariah terbesar di Indonesia yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar US$470 dengan pasar mencapai 13,7%. BSI juga telah terlibat di 4 proyek kredit sindikasi. - DBS Group
DBS Group telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar US$193 dengan jumlah proyek keterlibatan sebanyak 4 proyek. Porsi penyaluran kredit sindikasi DBS Group di Indonesia mencapai 5,65%. - MUFG
Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. (MUFG) telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar US$135 juta dengan jumlah proyek yang didanai mencapai 2 proyek. Porsi penyaluran kredit dari MUFG mencapai 3,95%. - OCBC
Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd. (OCBC) telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar US$133 juta dengan 3 proyek yang didanai. Adapun, porsi penyaluran kredit sindikasi OCBC mencapai 3,9%. - SMI
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar US$114 juta dan terlibat di 3 proyek. Porsi penyaluran kredit sindikasi SMI mencapai 3,33%. - China Citic Bank
China Citic Bank telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar US$75 juta dan terlibat di 1 proyek sindikasi. Porsi pasar China Citic Bank di proyek sindikasi pada kuartal I/2024 mencapai 2,19%. - HSBC
Sama seperti China Citic Bank, HSBC pun telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar US$75 juta dan terlibat di 1 proyek pada kuartal I/2024. Adapun, porsi penyaluran kredit sindikasi HSBC mencapai 2,19%.