Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IKN Disebut Belum Sumbang Cuan Perusahaan Asuransi Meski Premi Naik, Mengapa?

Proyek IKN Nusantara digadang menjadi peluang mendongrak premi asuransi. Namun hingga saat ini, belum terlihat kenaikan premi dari pembangunan IKN.
Penampakan proyek Istana Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN), Rabu (5/6/2024) - Youtube Setpres
Penampakan proyek Istana Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN), Rabu (5/6/2024) - Youtube Setpres

Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan ibu kota baru IKN Nusantara digadang-gadang menjadi peluang mendongrak premi perusahaan-perusahaan asuransi dan reasuransi dalam negeri.

Beberapa produk asuransi dan reasuransi yang tersedia untuk proyek IKN di antaranya adalah penjaminan proyek (surety bond), asuransi rekayasa (engineering insurance), asuransi pengangkutan (marine cargo insurance), asuransi harta benda (property insurance), maupun asuransi kecelakaan diri (personal accident insurance).

Pengamat Asuransi Wahyudin Rahman mengungkap faktanya di tahun 2024 ini belum terlihat kenaikan premi dari pembangunan IKN.

"Sampai saat ini belum ada kenaikan premi asuransi karena proyek IKN masih berjalan dan sudah dicover di tahun 2023, khususnya untuk penjaminan proyek (suretyship) dan asuransi rekayasa," kata Wahyudin kepada Bisnis, Rabu (18/07/2024).

Wahyudin menjelaskan saat ini tarif premi masih bergantung mekanisme pasar, namun tidak ada kenaikan premi karena klaim masih dapat dikendalikan.

Dia menilai kapasitas asuransi yang sangat besar di IKN menjadi tergantung dari tarif reasuransi.

Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) melaporkan premi asuransi umum untuk penjaminan proyek pada kuartal I 2024 turun 3,8% menjadi Rp554 miliar dibanding kuartal I 2023 sebesar Rp576 miliar.

Sementara premi asuransi rekayasa naik 15,4% menjadi Rp1,14 triliun dari Rp993 miliar. Premi asuransi pengangkutan naik 18,6% menjadi Rp1,76 triliun dari Rp1,48 triliun.

"Penyebabnya belum pasti, bisa saja ini terjadi penurunan di nonIKN atau dicover pada industri penjaminan seperti penjaminan infrasturktur dan penjaminan daerah," kata dia.

Sedangkan AAUI mencatat premi pengangkutan di reasuransi pada kuartal I 2024 melesat 44,6% menjadi Rp803 miliar dari Rp555 miliar. Premi rekayasa juga naik 9,9% menjadi Rp268 miliar, dan premi penjaminan proyek naik 20,5% menjadi Rp8 miliar.

Sekarang pembangunan IKN telah dilakukan groundbreaking tahap ke-6. Wahyudin mengatakan proses pembangunan di sana sedang berlangsung sehingga belum ada yang menyerap premi dari sektor asuransi properti.

"Asuransi properti tentunya belum ada dari IKN karena masih belum selesai pembangunan dan instalasinya (masih dalam masa proyek)," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Asuransi Asei Indonesia Achmad Sudiyar Dalimunthe menilai proyek pembangunan IKN bakal membawa pertumbuhan bisnis bagi lini bisnis asuransi rekayasa.

Menurutnya, nilai investasi di IKN menunjukkan adanya potensi risiko yang cukup besar jika terjadi kerusakan atau kegagalan yang dapat diserap oleh perusahaan asuransi. Sampai Juni 2024, Rp51,35 triliun investasi sudah terparkir di Ibu Kota baru tersebut.

"Dari asuransi rekayasa akan ada peningkatan premi. Dan di sisi lain perlu dilakukan servei risiko yang proper oleh pihak asuradur guna pengendalian risiko mengingat lokasi proyek IKN yang baru," kata pria yang akrab disapa Dody tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper