Bisnis.com, JAKARTA -- Suku bunga kredit baru perbankan mencatatkan penurunan pada Juni 2024. Penurunan ini terjadi di tengah keputusan Bank Indonesia (BI) menahan laju suku bunga acuannya di level 6,25% yang ditetapkan sejak April 2024 lalu.
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Juli 2024, BI memang telah menetapkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 6,25%. Alhasil, BI menahan laju suku bunga acuannya tersebut selama tiga bulan secara berturut-turut.
Sebelumnya, BI telah menaikan suku bunga acuannya 25 basis poin (bps) ke level 6,25% dari sebelumnya 6% dalam RDG periode April 2024.
Seiring dengan kebijakan moneter BI itu, tercatat bunga kredit baru perbankan mengalami penurunan. Berdasarkan laporan asesmen BI, suku bunga kredit baru perbankan berada di level 9,68% per Juni 2024, turun 37 bps dibandingkan bulan sebelumnya.
Penurunan ini juga terlihat pada tren kuartalan, sebagaimana rata-rata bergerak (RRB) tiga bulanan untuk suku bunga kredit baru yang juga mengalami penurunan sejak Februari 2024 menjadi 9,68%, dibandingkan periode sebelumnya 10,05%.
"Kendati demikian, penurunan suku bunga kredit baru belum diikuti dengan penurunan suku bunga kredit agregat yang terpantau relatif stabil, sejalan dengan pencairan kredit baru yang relatif lebih terbatas," tulis BI dalam laporannya pada Rabu (17/7/2024).
Baca Juga
Adapun, penurunan suku bunga kredit baru terjadi pada seluruh kelompok bank, khususnya pada kantor cabang bank asing. Bunga kredit baru di kantor cabang bank asing mencapai 8,67% per Juni 2024, turun dibandingkan bulan sebelumnya 9,23%.
Suku bunga kredit baru di bank pelat merah atau BUMN pun mengalami penurunan dari 9% ke 8,5%. Lalu, suku bunga di bank pembangunan daerah susut dari 9,9% ke 9,35%.
Sementara, suku bunga kredit baru di bank umum swasta nasional turun dari 10,73% ke 10,54%.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan memang terdapat ruang penurunan suku bunga kredit perbankan seiring dengan ekspektasi pasar terhadap kondisi higher for longer yang saat ini mulai menurun.
"Namun, jika terdapat ruang bagi bank untuk menurunkan suku bunga, maka hal tersebut akan berlaku utamanya bagi kredit yang memiliki repricing time yang lebih singkat seperti kredit modal kerja atau kredit konsumtif jangka pendek,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada beberapa waktu lalu.