Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Astra Sedaya Finance Punya 3 Obligasi Jatuh Tempo Total Rp1,88 Triliun

Berikut detil tiga obligasi Astra Sedaya Finance yang akan jatuh tempo, total nilainya Rp1,88 triliun.
Tampilan situs www.acc.co.id yang dimiliki oleh PT Astra Sedaya Finance (ASF).
Tampilan situs www.acc.co.id yang dimiliki oleh PT Astra Sedaya Finance (ASF).

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan multifinance PT Astra Sedaya Finance memiliki obligasi yang akan jatuh tempo di semester II/2024 ini dengan nilai emisi Rp1,88 triliun. Total tersebut terdiri dari tiga obligasi yang sudah diterbitkan Astra Sedaya sejak 2019.

Project Director Astra Financial Tan Chian Hok mengatakan Astra Sedaya belum berniat mencari pembiayaan baru dengan melalui obligasi baru di 2024 ini.

"Kalau jatuh tempo enggak ada masalah, tetap sesuai jatuh tempo kita akan melakukan pelunasan," kat Tan saat ditemui di GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di ICE BSD Banten, Kamis (25/07/2024).

Obligasi yang jatuh tempo tersebut terdiri dari pertama, Obligasi Berkelanjutan IV Astra Sedaya Finance Tahap III Tahun 2019 Seri C yang jatuh tempo pada 23 Oktober 2024 senilai Rp236,1 miliar.

Kedua, Obligasi Berkelanjutan V Astra Sedaya Finance Tahap III Tahun 2021 Seri B yang jatuh tempo 22 Oktober 2024 senilai Rp1,45 triliun. Ketiga, Obligasi Berkelanjutan VI Astra Sedaya Finance Tahap II Tahun 2023 Seri A yang jatuh tempo 6 November 2024 senilai Rp188,5 miliar. 

Dengan demikian, total obligasi yang harus dilunasi Astra Sedaya Finance di paruh kedua 2024 ini sebesar Rp1,88 triliun.

"Kalau soal oblibgasi sekarang, memang market obligasi hari ini lagi 'agak tinggi'. Jadi kami akan evaluasi lagi," ujarnya. 

Sebelumnya, Fixed Income Analyst PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Ahmad Nasrudin mengatakan nilai penerbitan obligasi industri multifinance pada semester I/2024 memang turun. Sebabnya adalah faktor kenaikan suku bunga dari Oktober 2023 hingga Juni 2024.

Kondisi tersebut menyebabkan terjadi kenaikan biaya pendanaan dan pelemahan permintaan jasa multifinance. Hal ini yang membuat industri multifinance lebih mengoptimalkan pendanaan melalui modal internal.

"Atau mereka menerbitkan surat utang dengan jangka pendek sehingga ketika jatuh tempo dalam waktu dekat, bisa mereka biayai kembali dengan lebih murah ketika suku bunga mulai diturunkan oleh bank sentral. Strategi tersebut umum dilakukan saat bunga tinggi seperti sekarang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper