Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Sebut Literasi Keuangan Desa Lebih Rendah Dibandingkan dengan Perkotaan

Masalah literasi keuangan berpuluh-puluh tahun menjadi isu yang belum terselesaikan. Pasalnya, literasi keuangan masyarakat desa masih sangat rendah.
OJK menilai bahwa literasi keuangan masyarakat desa masih sangat rendah./ Ilustrasi - Foto multiple exposure warga beraktivitas di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Minggu (31/12/2023). Arief Hermawan P
OJK menilai bahwa literasi keuangan masyarakat desa masih sangat rendah./ Ilustrasi - Foto multiple exposure warga beraktivitas di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Minggu (31/12/2023). Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA--Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan bahwa terjadi ketimpangan literasi keuangan antara penduduk perkotaan dan pedesaan di Indonesia.

Adapun indeks literasi keuangan wilayah perkotaan sebesar 69,71% sedangkan di wilayah pedesaan hanya 59,25%. Sementara inklusi keuangan di perkotaan 78,41% dan di wilayah pedesaan 70,13%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan semestinya dengan literasi keuangan yang baik, ekonomi di desa bisa tumbuh dari UMKM-UMKM.

"Inklusi keuangan itu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mereka bisa menggunakan produk jasa keuangan yang digunakan. Kalau mereka punya UMKM, itu bisa dimanfaatkan," kata Friderica saat konferensi pers, Jumat (2/8/2024).

Dihubungi terpisah, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan wajar ada ketimpangan literasi keuangan antara masyarakat di desa dan kota karena infrastruktur keuangan seperti perbankan mayoritas belum menjangkau pelosok desa.

Menurutnya, penduduk desa selama ini terbatas pengetahuannya dalam hal keuangan, sebagian dari mereka hanya mengenal produk tabungan. 

"Produk keuangan lainnya mereka cukup rendah pengetahuannya. Hal ini terkait dengan demografi pendidikan di perkotaan yang jauh lebih baik dibandingkan di pedesaan," kata Nailul kepada Bisnis, Jumat (2/8/2024).

Adapun dari data indeks OJK berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, kelompok pendidikan tamat perguruan tinggi, tamat SMA/sederajat, dan tamat SMP/sederajat memiliki indeks literasi keuangan tertinggi, yakni masing-masing sebesar 86,19%, 75,92%, dan 65,76%.

Sebaliknya, kelompok pendidikan tidak/belum pernah sekolah/tidak tamat SD/sederajat dan tamat SD/sederajat memiliki indeks literasi keuangan terendah, yakni masing-masing sebesar 38,19% dan 57,77%.

"Kemudian juga yang paling mendasar adalah, masyarakat desa tidak cukup banyak uang untuk ditaruh di bank. Bagaimana mereka bisa menabung jika uangnya saja tidak ada," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper