Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI Bicara soal Limited Review Laporan Keuangan dan Divestasi Saham BSI (BRIS)

Manajemen BNI menjelaskan alasan laporan keuangan semester I/2024 limited review dan rencana divestasi saham BSI (BRIS).
Nasabah melakukan transaksi menggunakan anjungan tunai mandiri di kantor cabang BNI, Jakarta. Bisnis/Abdurachman
Nasabah melakukan transaksi menggunakan anjungan tunai mandiri di kantor cabang BNI, Jakarta. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (BBNI) menjadi bank BUMN terakhir yang mempublikasikan laporan keuangan semester I/2024. Lantas, apakah ada kaitannya dengan pengembangan anak usaha dan divestasi saham BRIS?

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengungkapkan publikasi laporan keuangan BNI saat ini memang berbentuk limited review. Adapun, hal ini menurutnya masih sesuai dengan regulasi, yakni POJK.03/2019 Tahun 2019 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank. 

Review laporan keuangan untuk BNI sendiri dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Rintis, Jumadi, Rianto & Rekan yang merupakan jaringan global PwC.

“Pelaksanaan limited review ini adalah bagian dari aksi korporasi yang bertujuan untuk memperkuat anak perusahaan kami, yang tentu hal ini sudah masuk dalam rencana bisnis bank tahun ini,” ujarnya dalam Konferensi Pers Semester I/2024, Kamis (22/8/2024). 

Novita menyampaikan di tengah kondisi perekonomian global yang menantang dan tidak stabil, membuat laporan keuangan limited review ini memberikan manfaat tambahan, misal jika perseroan perlu menyerap likuiditas dari pasar melalui instrument pasar modal

Langkah ini bersifat antisipatif dengan mempertimbangkan perkembangan kondisi makro dan kebutuhan likuiditas. 

Pada kesempatan yang sama, terkait Bank Syariah Indonesia (BSI), Novita menyampaikan BNI melihat perkembangan perbankan syariah di Indonesia makin kuat, di mana BSI memiliki posisi memiliki posisi yang signifikan dalam industri syariah.

Kata Novita, sebagai salah satu pemegang saham tentunya perseroan mendukung penuh inisiatif BSI yang dapat memberikan dampak positif terjadap peningkatan nilai perusahaan.

“Jika inisiatif tersebut melibatkan perubahan strategi investasi kami di BSI, kami tentu akan memastikan bahwa setiap transaksi dilakukan secara arm's length principle [penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha],” ujarnya dalam Konferensi Pers, Kamis (22/8/2024)

Pihaknya juga akan melakukan dengan tata kelola yang prudent, BNI juga akan mempertimbangkan aspek risiko, keuangan hingga penyusunan strategi jangka panjang dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam setiap pelaksanaannya.

Namun, lebih jauh Novita menyebut hingga kini belum ada info tambahan yang dapat disampaikan, menurutnya BNI secara berkala melakukan update informasi secara proporisonal sesuai ketentuan yang berlaku, termasuk terkait keterbukaan informasi kepada publik.

Sebelumnya, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan sejauh ini pihaknya masih akan mempertahankan kepemilikan saham BRIS. 

Akan tetapi, pihaknya tak menampik fakta untuk melepaskan sebagian saham BRIS secara bertahap seiring diperlukannya modal untuk melakukan ekspansi ke sejumlah anak usaha.  

“Intinya kami masih ingin punya [saham] BSI, tapi kalau memang nanti kita butuh modal untuk yang lain, pasti kita akan jual sebagian [saham BSI]. Kita kan ekspansi [mungkin] ke BNI Life atau BNI Asset Management, nanti kan sebagian kita akan alihkan ke tempat itu,” jelasnya usai agenda Peluncuran wondr by BNI, Jumat (5/7/2024).

Berdasarkan RTI Business per 31 Juli 2024, saat ini BNI terpantau menggenggam 23,24% dengan jumlah 10,72 miliar saham BSI. 

Adapun pemegang saham pengendali lainnya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang memiliki 51,47% atau 23,74 miliar saham. 

Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang juga menjadi pengendali yang mengoleksi 7,09 miliar atau sebesar 15,38% dari kepemilikan saham di BSI. Pemerintah memegang saham dwiwarna di BSI, sedangkan kepemilikan publik atas saham BSI sebesar 9,9% atau 4,56 miliar saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper