Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memaparkan capaian atas kebijakan mengenai Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) pada 2025 hingga fokus BSPI 2030.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan jelang 5 tahun BSPI 2025, beberapa capaian telah dicapai, salah satunya transaksi digital payment di Indonesia yang telah menembus Rp60,3 ribu triliun. Besarnya tiga kali lipat dari nilai produk domestik bruto 2023. Bahkan, tumbuh sekitar 120% dibandingkan dengan realisasi 2019.
“BSPI 2025 tidak setop di situ saja. Kami belum lama ini mengeluarkan kembali BSPI untuk 5 tahun ke depan yaitu BSPI 2030 yang merupakan kelanjutan dari BSPI 2025,” ujarnya dalam Banking AI Day, Senin (9/9/2024).
Adapun, BI bakal memfokuskan BSPI 2030 pada lima inisiatif utama. Pertama adalah modernisasi infrastruktur pembayaran. Kedua, konsolidasi industri pembayaran nasional.
Ketiga, inovasi dan akseptasi digital, keempat perluasan kerja sama internasional, serta yang terakhir adalah pengembangan rupiah digital.
Lebih lanjut, Destry menjelaskan pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) saat ini tercatat mencapai 50 juta jiwa, termasuk merchant yang mencapai 33,7 juta, dengan 90% lebih adalah UMKM.
Baca Juga
Menurutnya, perkembangan keuangan digital saat ini sangatlah pesat, terdorong dari total populasi generasi muda yang mencapai 60%-70% dan pengguna internet di Indonesia mencapai 213 juta orang atau sekitar 77% dari total populasi.
Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, Indonesia menyumbang sekitar 40% dari nilai total transaksi ekonomi digital di Asean pada 2023.
Selanjutnya, ddiproyeksikan Gross Merchandise Value atau GMF dari Aktifitas Ekonomi Digital Indonesia pada tahun 2030 akan mencapai US$210 hingga US$360 miliar, meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2023 yang sebesar US$82 miliar.