Pernyataan berbeda disampaikan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk alias BBNI. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar memastikan bahwa pihaknya belum bisa melakukan penyesuaian suku bunga dalam waktu dekat karena akan terlebih dahulu mencermati kondisi pasar keuangan ke depan.
“Penyesuaian suku bunga belum bisa dilakukan segera ini, [karena] ada gap dan tergantung kondisi market,” katanya saat dihubungi Bisnis, Jumat (20/9/2024) petang.
Sementara itu, mengenai prospek kinerja industri perbankan di era suku bunga yang lebih rendah, Royke berharap bahwa kondisi likuiditas di pasar keuangan dapat lebih longgar.
Bank Butuh Waktu
Adapun, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch. Amin Nurdin berpendapat bahwa bank memerlukan waktu sekitar 3–6 bulan untuk menyesuaikan kebijakan bank sentral tersebut. Pasalnya, suku bunga acuan berpengaruh terhadap dua sisi intermediasi bank, yakni untuk menghimpun (funding) dan menyalurkan (lending) dana.
“Ini dilema saja. Pasti akan ada imbas terhadap net interest income [pendapatan bunga bersih] berkurang, atau NIM [net interest margin/margin bunga bersih]-nya bahkan turun. Nah, ini kan tidak secara langsung,” katanya kepada Bisnis.
Dia melanjutkan, seiring dengan perhitungan instrumen terkait oleh bank, penurunan suku bunga acuan BI belum akan berimbas banyak terhadap performa kredit perbankan dalam jangka pendek.
Baca Juga
Lain halnya dalam jangka panjang alias di atas periode 6 bulan. Menurut Amin, usai melakukan koreksi tingkat suku bunga sebagaimana kebijakan BI, bank akan memiliki kelonggaran dan perhitungan lebih matang untuk melakukan ekspansi kredit yang berkualitas.