Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar Pesona Kredit Hijau Perbankan

OJK mencatat total kredit berkelanjutan terus mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan sekaligus Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae memberikan paparan saat Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024 di Jakarta, Senin (29/7/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan sekaligus Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae memberikan paparan saat Bisnis Indonesia Midyear Challenges 2024 di Jakarta, Senin (29/7/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Industri perbankan di Indonesia terus memperbesar adopsi untuk prinsip keberlanjutan dalam operasional bisnisnya. Salah satu bentuk penerapannya adalah melalui penyaluran pembiayaan untuk segmen ekonomi berkelanjutan, yang dikenal sebagai kredit hijau.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa total kredit berkelanjutan terus mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2019, OJK mencatat realisasi kredit berkelanjutan hanya sebesar Rp927 triliun.

Jumlah tersebut naik menjadi Rp 1.181 triliun pada 2020. Setahun kemudian alias pada 2021 sebesar Rp 1.409 triliun. Lalu pada 2022 sebesar Rp 1.571 triliun, kemudian mencapai Rp 1.959 triliun pada penghujung 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa lonjakan siginfikan kredit berkelanjutan dipengaruhi oleh dorongan baik dari regulator maupun pemangku kebijakan lainnya.

Namun demikian, terdapat beragam tantangan yang menyertai geliat kredit hijau tersebut. Selain perkara sinergi dan sinkronisasi kebijakan, dukungan dari sektor riil dan penerapan di level usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga menjadi tantangan.

“Serta peningkatan kapasitas SDM di bank untuk memahami, menilai dan mempersiapkan aksi mitigasi dan adaptasi dalam transisi menuju peningkatan kontribusi pada sektor ekonomi yang berkelanjutan,” katanya dalam jawaban tertulis beberapa waktu lalu (15/9/2024).

Sejalan dengan data OJK, sejumlah bank mulai memperbanyak porsi kredit hijau dan berkelanjutan di. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) misalnya telah menyalurkan kredit berkelanjutan senilai Rp56,4 triliun pada semester I/2024.

Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga Fransiska Oei menyebut bahwa jumlah tersebut mencakup sekitar 26% dari total pembiayaan yang disalurkan bank, sekaligus menjadi bentuk praktek bisnis yang sesuai dengan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola.

“Hal ini merupakan bukti komitmen CIMB Niaga untuk tidak sekadar mengejar profit, namun juga berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan dan bumi untuk generasi mendatang,” katanya dalam konferensi pers di Graha CIMB Niaga, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2024).

Senada, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan penyaluran kredit ke sektor berkelanjutan mencapai Rp793,6 triliun pada semester I/2024. Direktur Kepatuhan BRI, A. Solichin Lutfiyanto mengatakan bahwa jumlah ini setara dengan 65,2% dari total pembiayaan dan investasi obligasi korporasi yang dilakukan BRI.

"Salah satu langkah yang dilakukan adalah mengidentifikasi kredit untuk sektor hijau sesuai dengan Kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan [KUBL]," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (19/9/2024).

BRI berfokus pada penyaluran kredit untuk Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB), di mana kredit ke sektor sosial mencapai Rp699,8 triliun, sementara kredit untuk KUBL mencapai Rp89,8 triliun.

Secara rinci, kredit KUBL meliputi sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berwawasan lingkungan sebesar Rp60,83 triliun, transportasi hijau Rp11,47 triliun, energi terbarukan Rp6,48 triliun, serta sektor-sektor KUBL lainnya Rp11 triliun.

Bank pelat merah lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga mencatatkan penyaluran kredit hijau atau green loan senilai Rp139 triliun pada semester I/2024. Nilai ini naik 20,87% YoY dari Rp115 triliun pada semester I/2023.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan di antara 4 bank jumbo, BMRI memiliki market share green portofolio terbesar, yaitu lebih dari 30%. Pembiayaan ini mencakup pengelolaan sumber daya alam (SDA) hayati, penggunaan lahan berkelanjutan, serta bangunan ramah lingkungan.

"Bagi nasabah ritel, Bank Mandiri saat ini juga mengembangkan produk berupa KPR hijau," ujar Xandra beberapa waktu lalu.

Sementara itu, PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) menargetkan pembiayaan hijau dan berkelanjutan dapat mencapai 25% dari keseluruhan penyaluran kredit hingga penghujung 2024.

Direktur Syariah & Sustainability Finance Bank Danamon Herry Hykmanto menjelaskan perseroan berupaya meningkatkan portofolio pembiayaan hijau dan berkelanjutan menuju target nol emisi pada 2030.

“Target kita, mudah-mudahan bisa mencapai 24%–25% tahun ini untuk portofolio sustainable. Tapi, kita juga ingin kalau bisa lebih,” katanya dalam media briefing di Jakarta Selatan, Selasa (3/9/2024).

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper