Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Akseleran Ungkap Strategi Perusahaan Fintech Berhasil Kerek Laba

Peningkatan revenue dan penurunan beban karena efisiensi menjadi strategi perusahaan pinjaman online mengerek laba sepanjang tahun ini.
Co Founder & Chief Executive Officer PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia Ivan Nikolas Tambunan. Bisnis/Nurul Hidayat
Co Founder & Chief Executive Officer PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia Ivan Nikolas Tambunan. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Peningkatan laba pada industri peer-to-peer (P2P) lending alias pinjaman online (pinjol) ditopang semakin efisiennya industri.

Sampai Agustus 2024, industri P2P lending mencatatkan peningkatan laba dibandingkan dengan posisi bulan Juli 2024 menjadi sebesar Rp656,80 miliar. Selain itu, outstanding industri pembiayaan P2P lending juga tumbuh. Tercatat outstanding P2P lending per Agustus 2024 sebesar Rp72,03 triliun, tumbuh 35,62% year on year (yoy), melanjutkan pertumbuhan di periode Juli 2024 sebesar 23,97% yoy.

Kemudian tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 dalam kondisi terjaga di posisi 2,38%, membaik dibanding Juli 2024 sebesar 2,53%.

Ivan Nikolas, Group CEO & Co Founder Akseleran menjelaskan kenaikan laba industri P2P lending tersebut disebabkan kemampuan mengerek pendapatan dan melakukan efisiensi sehingga terjadi penurunan beban. 

"Kenaikan pendapatan bisa karena kenaikan volume penyaluran atau kenaikan fee. Penurunan beban karena efisiensi," kata Ivan kepada Bisnis, Senin (7/10/2024).

Sementara itu, di Akseleran sepanjang 2024 ini total pendanaan yang telah disalurkan mencapai Rp2,22 triliun dengan total outstanding pendanaan mencapai Rp675,38 miliar. Adapun 95% penerima pinjaman Akseleran merupakan sektor produktif dan UMKM. Ivan menargetkan tahun ini Akseleran dapat mencatatkan pendapatan sekitar Rp80 miliar dengan laba mencapai kisaran Rp15 miliar.

Sejauh ini, Akseleran telah mempertahankan pertumbuhan pendapatan dan menjaga efisiensi bisnis. "Di Akseleran, kami juga terus laba dari Januari sampai September. Revenue naik sekitar 5-10%, expense turun 40% di banding periode tahun lalu," kata Ivan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper