Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) meraup laba bersih sebesar Rp1,27 triliun pada 2024.
Realisasi itu diperoleh usai Bank Jateng meraup laba Rp1,59 triliun pada 2023. Berdasarkan publikasi laporan keuangan di Harian Bisnis Indonesia edisi Kamis (13/2/2025), besaran laba tersebut ditopang oleh pendapatan bunga yang tumbuh 1,52% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp7,15 triliun.
Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Bank Jateng tercatat sebesar Rp4,6 triliun pada 2024. Rasio net interest margin (NIM) berada pada level 5,35%.
Lebih lanjut, pendapatan berbasis komisi alias fee-based income tumbuh positif 8,15% YoY, dari Rp300,6 miliar pada 2023 menjadi Rp325,08 pada 2024.
Bank Jateng juga telah menurunkan kerugian penurunan nilai aset keuangan alias impairment dari Rp239,56 miliar pada 2023 menjadi Rp169,85 miliar.
Terkait fungsi intermediasi, Bank Jateng telah menyalurkan total kredit dan pembiayaan syariah senilai Rp63,98 triliun, tumbuh 3,93% YoY. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross terjaga pada level 3,65%, sementara NPL net 0,11%.
Jumlah tersebut mendorong pertumbuhan aset Bank Jateng sebesar 6,72% YoY, dari sebelumnya sebesar Rp88,45 triliun menjadi Rp94,40 triliun pada 2024.
Sementara itu dari sisi simpanan, dana pihak ketiga (DPK) Bank Jateng tercatat sebesar Rp73,98 triliun pada 2024, tumbuh 8,61% YoY dari Rp68,11 triliun pada 2023.
Realisasi itu terdiri dari giro sebesar Rp8,7 triliun, tabungan sebesar Rp27,35 triliun atau tumbuh 7,66% YoY, serta deposito sebesar Rp37,93 triliun dengan laju pertumbuhan 15,66% YoY.
Dengan demkian, dana murah atau current account saving account (CASA) Bank Jateng berada pada level 48,73% dari portofolio pendanaan perseroan, atau senilai Rp36,05 triliun.