Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Raksa Pratikara Catat Premi Kendaraan Bermotor Turun pada Januari 2025

Berlakunya opsen pajak dan wacana PPN 12% yang ramai pada awal tahun memengaruhi turunnya penjualan kendaraan pada Januari 2025, berdampak ke asuransi.
Layanan mobile Asuransi Raksa. / Istimewa
Layanan mobile Asuransi Raksa. / Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi umum PT Asuransi Raksa Pratikara mencatat premi kendaraan bermotor senilai Rp43 miliar per Januari 2025. Angka tersebut turun 15,4% apabila dibandingkan dengan Januari 2024 yang mencapai sebanyak Rp50,8 miliar.

Direktur Utama Asuransi Raksa Pratikara, Edy, mengatakan penurunan tersebut sejalan dengan penurunan market penjualan otomotif di Indonesia. Menurutnya penurunan penjualan kendaraan berdampak pada permintaan kredit yang mana menjadi kanal utama pendorong permintaan premi asuransi kendaraan bermotor.

"Mengingat sumber bisnis utama kami di asuransi kendaraan bermotor adalah dari channel bisnis perusahaan pembiayaan, maka pertumbuhan premi kendaraan bermotor perusahaan sangat tergantung pada kondisi market kredit kendaraan bermotor di Indonesia terutama yang melalui perusahaan pembiayaan," kata Edy kepada Bisnis, Senin (17/2/2025). 

Selain itu, Edy melihat bahwa premi kendaraan bermotor perusahaan per Januari 2025 turun signifikan karena isu pajak opsen dan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% yang membuat banyak rencana pembelian direalisasikan pada Desember 2024.

Di sisi lain, Edy mengatakan banyak konsumen dan dealer mobil baru masih wait and see mengenai implementasi pajak opsen dan kenaikan PPN ini.

"Namun, sejalan waktu seharusnya implementasi aturan akan lebih jelas dan masyarakat juga akan mulai terbiasa dengan pajak opsen dan kenaikan PPN ini," katanya.

Meskipun premi kendaraan bermotor per Januari 2025 turun cukup banyak, Edy mengatakan pihaknya optimistis pada akhir tahun ini perusahaan bisa menyamai perolehan premi kendaraan bermotor pada tahun lalu.

Adapun pendapatan premi kendaraan bermotor perusahaan pada 2024 mencapai sebanyak Rp544 miliar yang mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,8% atau Rp 4,3 miliar dibandingkan 2023 yang sebesar Rp539,7 miliar. 

Untuk mendongkrak kinerja premi, Edy mengatakan pihaknya memiliki beberapa strategi. Pertama dengan memaksimalkan diversifikasi kanal distribusi sehingga yang di saat ini bisnis dari perusahaan leasing masih belum ada peningkatan maka perusahaan mencoba untuk melakukan penetrasi ke kanal distribusi lainnya yang masih potensial seperti keagenan, dealer, maupun penjualan langsung, baik secara konvensional maupun melalui e-channel yakni RaksaOnline.

"Terakhir, tentu saja sebagai pelaku industri kami mengharapkan ada stimulus dari pemerintah di tengah lesunya penjualan otomotif di Indonesia, misalnya saja insentif untuk kendaraan hybrid agar semakin banyak kendaraan yang mendapatkan kesempatan insentif pemerintah," tandas Edy. 

Penurunan kinerja premi kendaraan bermotor Asuransi Raksa Pratikara per Januari 2025 juga seiring dengan penurunan penjualan mobil baru pada periode yang sama. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil nasional mencatatkan penurunan pada Januari 2025. 

Mengacu data terbaru Gaikindo yang diterima Bisnis, total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 61.843 unit atau turun 11,3% secara tahunan (year on year/YoY) pada Januari 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 69.758 unit. 

Sementara itu, penjualan ritel juga turun 18,6% yoy menjadi 63.858 unit pada Januari 2025, dibandingkan 78.437 unit pada periode yang sama 2024. Dilihat secara bulanan, penjualan mobil secara wholesales juga mengalami penurunan 22,5% menjadi 61.843 unit pada Januari 2025, dibandingkan penjualan Desember 2024 sebanyak 79.806 unit. 

Tak hanya itu, penjualan mobil ritel juga merosot 22,2% menjadi 63.858 unit pada Januari, dibandingkan Desember 2024 sebesar 82.094 unit. Gaikindo menetapkan proyeksi penjualan mobil sepanjang 2025 setidaknya sebanyak 900.000 unit atau naik sedikit dibandingkan 2024. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper