Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN mengungkapkan target pertumbuhan laba pada tahun ini usai mengalami koreksi pada 2024.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan bahwa beban bunga turut menjadi tantangan dalam menumbuhkan laba perseroan tahun lalu.
“Kemarin [laba] turun, ya. Turun karena harga bunga mahal kemarin. Kita realistis saja,” katanya kepada wartawan di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2025) malam.
Menurutnya, beban bunga dan likuiditas masih akan menjadi tantangan bisnis bank pada tahun ini.
Namun, Nixon optimistis bahwa BTN akan mampu menumbuhkan laba secara signifikan pada akhir tahun nanti. Hal ini telah diproyeksikan dalam rencana bisnis bank (RBB) 2025.
“Tahun ini kita berharap lebih baik. Kalau di RBB kita sih harusnya tumbuh, tumbuh laba 10%-15% lah tahun ini,” jelasnya.
Terkait likuiditas, dia menyambut baik tambahan insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) dari Bank Indonesia (BI), khususnya untuk sektor perumahan.
Bank sentral Tanah Air telah memutuskan untuk menambah besaran KLM dari maksimal 4% menjadi 5% dari dana pihak ketiga (DPK) bank. “Tadi kan ada bantuan, mudah-mudahan bisa [menambah likuiditas], lah. Begitu ya,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, BTN membukukan laba bersih senilai Rp3 triliun pada 2024. Pada 2023, bank spesialis kredit perumahan ini membukukan laba bersih Rp3,5 triliun.
Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit dan pembiayaan bank mencapai Rp357,97 triliun, tumbuh 7,3% secara tahunan (YoY) dibandingkan pada 2023 yang sebesar Rp333,69 triliun.
Dari sisi perolehan dana masyarakat, BTN mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 9,1% YoY menjadi Rp381,67 triliun. Aset perseroan mencapai Rp469,61 triliun pada 2024.