Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia meramalkan likuiditas perbankan akan mengetat dalam satu bulan ke depan, sejalan dengan momen Idulfitri atau lebaran.
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) R. Triwahyono menyampaikan pihaknya melihat untuk saat ini likuiditas cukup baik, tetapi dalam waktu dekat akan mengetat secara musiman karena kebutuhan uang kartal yang tinggi selama lebaran.
“Walaupun sebulan ke depan ini seasonal, jadi likuditas kemungkinan akan mengetat terutama karena kita akan lebaran,” ujarnya saat Taklimat Media pada Kamis (6/3/2025).
Triwahyono enggan mengonfirmasi likuiditas perbankan yang saat ini ketat karena Loan to Deposit Ratio (LDR) berada dalam persentase yang lebih dari 92%.
Menurutnya, setiap departemen melihat secara berbeda indikator likuiditas. Pada departemen tempat dirinya bekerja, indikator ketatnya likuiditas terlihat dari suku bunga pasar uang atau IndONIA.
Di mana tugasnya untuk menjaga suku bunga overnight di kisaran policy rate atau suku bunga acuan BI Rate yang saat ini sebesar 5,75%.
Baca Juga
Sementara saat ini, Indonia relatif di bawah BI Rate yang menunjukkan adalah likuditas dalam kondisi yang baik. Meski demikian, karena faktor seasonal tersebut berpotensi memperketat likuiditas.
“Biasanya memang pada saat lebaran salah satu yang akan terjadi adalah uang yang diedarkan, jadi uang kartal itu akan banyak ada penarikan,” lanjut Triwahyono.
Triwahyono berpandangan kondisi tersebut sangat wajar karena menjelang Lebaran. Kondisi tersebut juga terjadi pada saat Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru yang membutuhkan uang kartal lebih banyak dari biasanya.
“Jadi itu [pengetatan likuiditas perbankan jelang Lebaran] sesuatu yang wajar,” tuturnya.
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) terakhir, sejalan dengan penurunan BI-Rate pada Januari 2025, IndONIA bergerak turun, yaitu 5,70% pada 18 Februari 2025 dari semula sebesar 6,02% pada awal Januari 2025.