Bisnis.com, JAKARTA — Posisi utang luar negeri atau ULN Indonesia pada akhir Januari 2025 tercatat naik menjadi US$427,5 miliar, dari posisi Desember 2024 senilai US$424,8.
Bisnis menggunakan asumsi kurs JISDOR per 31 Januari 2025 yakni Rp16.312 per dolar AS, artinya ULN Indonesia setara dengan Rp6.973 triliun. Utang tersebut hampir dua kali lipat dari anggaran belanja 2025 yang senilai 3.621,3 triliun.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyebutkan secara persentase, pertumbuhan utang tersebut sebesar 5,1% (year on year/YoY), lebih tinggi dari pertumbuhan pada Desember 2024 yang sebesar 4,2% (YoY).
"Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh ULN sektor publik, baik pemerintah maupun bank sentral," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (17/3/2025).
Secara nominal, posisi ULN pemerintah mengalami kenaikan 5,3% (YoY) menjadi US$204,8 miliar pada Januari 2025. Kenaikan utang itu sejalan dengan peningkatan aliran masuk modal asing (capital inflow) ke instrumen surat berharga negara atau SBN internasional pada Januari 2025.
Posisi ULN swasta pada Januari 2025 mengalami penurunan dari Desember 2024, yakni 1,7% (YoY) menjadi US$194,4 miliar.
Baca Juga
ULN milik swasta tercatat turun terutama didorong oleh ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang mencatat kontraksi 2,3% (YoY). Adapun, secara sektoral, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan dan penggalian.
"ULN swasta juga tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,6% terhadap total ULN swasta," ujar Denny.
Meski mengalami kenaikan, Denny menuturkan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjaga sebesar 30,3% pada Januari 2025, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,7% dari total ULN.
Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.