Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Bank di Fintech Tumbuh 55% per Februari, Amartha Jelaskan Pendorongnya

Pencairan pinjaman dari bank kepada industri fintech P2P lending per Februari 2025 tumbuh signifikan sebesar 55,7% year on year (YoY) menjadi Rp49,40 triliun.
Ilustrasi P2P Lending. /Freepik.com
Ilustrasi P2P Lending. /Freepik.com

Bisnis.com, DENPASAR – Outstanding pinjaman dari institusi perbankan dalam negeri kepada industri fintech P2P lending semakin jumbo. Tercatat investor yang menitipkan dana ke fintech P2P (lender) alias pinjaman online (pinjol) dalam negeri mencapai Rp67,73 triliun pada periode ini, dengan perbankan menggenggam 72,9%. 

Sedangkan per Februari 2025, bisnis pemberian pinjaman ke fintech dari bank tumbuh 55,7% year on year (YoY) menjadi sebesar Rp49,40 triliun. 

Fenomena berbeda terjadi untuk kredit perbankan yang disalurkan kepada UMKM per Februari 2025 yang hanya tumbuh 2,1% YoY menjadi Rp1.393,4 triliun. Namun bila dibedah, khusus untuk segmen skala usaha mikro mengalami kontraksi 0,9% YoY menjadi Rp627,2 triliun.

Dalam data terbaru, pertumbuhan kredit bank kepada UMKM tumbuh melambat menjadi 1,7% YoY per Maret 2025. Bila dibedah, kredit untuk skala usaha mikro mengalami penurunan makin besar menjadi 2,1%YoY dengan nilai mencapai Rp625,7 miliar.

Melihat fenomena tersebut, Andi Taufan Garuda Putra, Founder & CEO Amartha mengatakan strategi Amartha dalam mempertahankan kerjasama dengan lender perbankan adalah dengan transparansi bisnis sehingga lender perbankan bisa mengukur risiko pendanaan mereka dengan akurat.

"Kalau dengan Amartha kami bangun platform secara transparan jadi mereka tahu siapa yang mau didanai, profil risikonya bagaimana, sektor usaha yang mana yang mereka akan danai," kata Andi saat ditemui dalam acara Asia Grassroots Forum 2025 di Nusa Dua, Bali, Kamis (22/5/2025).

Andi merinci, saat ini perbankan yang menjadi lender di fintech P2P Amartha beragam, mulai dari bank Himbara seperti Bank BNI, lalu bank swasta seperti OCBC, hingga bank digital seperti Hibank dan Superbank.

Baru-baru ini, Amartha menjalin kerja sama dengan Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) yang menyediakan pembiayaan sebesar Rp2 triliun kepada sekitar 400.000 UMKM perempuan.

Andi mengatakan strategi transparansi yang dilakukan Aamartha tersebut membuat mitra-mitra lender ini dapat bertahan lama dan saling menguntungkan.

"Dengan begitu mereka bisa menentukan sendiri appetite mereka. Pendekatan itu yang mungkin platform lain berbeda dengan Amartha," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan pinjaman online sektor produktif memiliki daya tarik tersendiri bagi perbankan yang menyalurkan pembiayaan mereka sebagai lender di industri P2P lending.

Alasannya, pembiayaan melalui pinjaman online ini dia lihat lebih menguntungkan karena menawarkan bunga yang lebih menarik.

"Perbankan mendapatkan bunga investasi yang relatif tinggi dan tidak melakukan assesment terhadap calon borrower mereka. Maka dari itu, terjadi peningkatan share lender institusi perbankan terhadap total penyaluran dana [P2P lending]," kata Huda.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper