Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) resmi menandatangani akta jual beli dan pengambilalihan saham PT Bank Victoria Syariah.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan bahwa proses ini merupakan bagian terintegrasi dari pemisahan atau spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) BTN yang ditargetkan rampung dalam dua hingga tiga bulan ke depan. Dia pun menargetkan bank baru hasil spin-off ini dapat menjadi bank syariah terbesar kedua di Indonesia, setelah PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS).
“Kemudian targetnya, kita sudah janji ke Pak Menteri [BUMN] untuk menjadikan bank ini menjadi bank syariah terbesar kedua, tidak terlalu lama dari sekarang,” katanya di Menara 1 BTN, Jakarta Pusat, Kamis (5/6/2025).
Menurutnya, BTN Syariah nantinya akan hadir dengan nama baru, kendati dia tak memberikan bocorannya. Pihaknya telah menyusun peta jalan calon bank ini menjadi digital sharia banking yang fokus memberikan layanan digital inklusif, efisien, dan berbasis nilai syariah.
Selain itu, BTN disebutnya akan melakukan penguatan permodalan calon anak usahanya ini melalui hak memesan efek terlebih dahulu atau right issue sebelum spin-off dinyatakan rampung.
Sebagai bank yang identik dengan bisnis perumahan, Nixon menyebut bahwa BTN Syariah hasil spin-off masih akan berfokus pada KPR Syariah serta melayani kebutuhan lain seperti pendanaan dan transaksi.
Baca Juga
“Kemudian tentu saja kita setelah ini akan bekerja mengintegrasikan beberapa proses seperti teknologi informasi, SDM, model bisnis, dan tata kelola,” paparnya.
Adapun, selain Nixon, Direktur Utama PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) Achmad Friscantono dan Presiden Direktur PT Victoria Investama Tbk. (VICO) Aldo Tjahaja turut hadir dalam acara penandatanganan tersebut.
Sebelumnya, BTN Syariah membukukan laba bersih Rp199 miliar pada kuartal I/2025. Realisasi ini naik 21,1% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp164 miliar pada kuartal I/2024.
Pembiayaan BTN Syariah mencapai Rp46,26 triliun per Maret 2025, tumbuh 18,2% secara tahunan dari Rp39,13 triliun. Di sisi lain, simpanan alias dana pihak ketiga (DPK) BTN Syariah juga mencapai Rp51,39 triliun pada kuartal I/2025. Jumlah itu naik 19,9% YoY dari Rp42,85 triliun.
Pertumbuhan di sisi pembiayaan dan simpanan itu mendorong peningkatan aset BTN Syariah menjadi Rp61,19 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini, atau naik 11,6% YoY dari Rp54,84 triliun.