Bisnis.com, JAKARTA – Perbankan Tanah Air mengambil kebijakan untuk menutup sejumlah kantor cabang fisik yang cukup signifikan pada awal tahun ini.
Hal itu terlihat dari jumlah kantor bank yang terdapat dalam Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK. Terdapat pengurangan jumlah kantor bank sebanyak 2.723 unit dari Januari 2025 (23.853 unit) ke Februari 2025 (21.130 unit).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebut bahwa hal ini dilakukan berdasarkan keputusan bisnis masing-masing bank, seiring dengan percepatan adopsi teknologi digital di sektor keuangan.
“Adopsi teknologi digital dalam layanan perbankan memungkinkan nasabah mengakses layanan kapan saja dan di mana saja, sehingga meminimalisir pemanfaatan layanan kantor bank dalam hal tidak produktif dan memiliki volume transaksi yang rendah,” katanya dalam jawaban tertulis hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK Bulanan, Jumat (13/6/2025).
Menurutnya, penutupan kantor cabang juga merupakan bentuk respons bank terhadap perubahan perilaku dan ekspektasi nasabah yang kini lebih memilih layanan perbankan digital.
Dengan semakin mudahnya akses layanan melalui aplikasi dan platform daring, Dian berpandangan bahwa kebutuhan untuk datang langsung ke kantor cabang menjadi semakin minim, terutama untuk transaksi bernilai kecil atau tidak produktif.
Baca Juga
Efisiensi operasional pun menjadi fokus utama perbankan karena digitalisasi yang memungkinkan layanan perbankan diakses kapan saja dan di mana saja.
Dian lantas menyinggung dampak efisiensi operasional ini terhadap tenaga kerja bank. Menurutnya, proses penutupan cabang yang berdampak pada pengurangan pegawai telah diantisipasi melalui program pelatihan ulang alias retraining dan realokasi ke unit bisnis lain dalam lingkup bank.
“Hingga saat ini, potensi pemutusan hubungan kerja/PHK massal tidak menimbulkan persoalan besar karena bank-bank disebut telah mematuhi aturan ketenagakerjaan, termasuk dalam hal pemberian kompensasi yang layak bagi pegawai terdampak,” terangnya.
Dengan demikian, dia menggarisbawahi bahwa tren penurunan jumlah kantor cabang akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi informasi di bidang keuangan yang semakin masif. Hal ini juga berdampak pada perubahan perilaku, ekspektasi, dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan keuangan dari bank.
Diberitakan sebelumnya, jumlah kantor fisik perbankan Tanah Air mengalami penyusutan besar dalam setahun ke belakang. Di sisi lain, transaksi melalui aplikasi perbankan digital terus menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Data SPI OJK juga mencatat per Maret 2025, total kantor bank umum di Indonesia mencapai 21.035 unit. Realisasi tersebut berkurang 3.208 unit jika dibandingkan dengan Maret 2024 yang sebanyak 24.243 unit.
Pada saat yang sama, kantor cabang bank yang tersebar di sejumlah provinsi Tanah Air juga mengalami penurunan. Per Maret 2024, jumlah kantor cabang bank sebanyak 3.423 unit, lantas berkurang menjadi 3.407 unit pada Maret 2025.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa pembayaran digital yang terdiri dari transaksi melalui aplikasi mobile banking dan internet banking terus tumbuh pada April 2025.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut bahwa pembayaran digital hingga bulan keempat tahun ini mencapai 3,79 miliar transaksi atau tumbuh 31,50% secara tahunan (year on year/YoY), didukung oleh peningkatan seluruh komponen.
“Volume transaksi aplikasi mobile dan internet terus tumbuh masing-masing sebesar 33,14% [YoY] dan 8,65% [YoY],” katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI secara virtual, Mei lalu.