Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Strategi Bank Mandiri Perangi Kredit Bermasalah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memperkirakan tingkat rasio kredit bermasalah atau non-performing loan bisa turun menjadi sekitar 3,5% sampai 3,7% pada akhir tahun nanti.
Layanan nasabah di  kantor cabang PT Bank Mandiri, di Jakarta./JIBI-Nurul Hidayat
Layanan nasabah di kantor cabang PT Bank Mandiri, di Jakarta./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.comJAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memperkirakan tingkat rasio kredit bermasalah atau non-performing loan bisa turun menjadi sekitar 3,5% sampai 3,7% pada akhir tahun nanti. 

Sampai akhir kuartal I/2017, posisi rasio non-performing loan (NPL) grossBank Mandiri masih melanjutkan kenaikan menjadi sebesar 3,95% dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu sekitar 2,89%.

Direktur Bank Mandiri Ahmad Siddik Baddrudin mengatakan, pemulihan NPL sangat tergantung kepada seberapa besar pertumbuhan kredit. Namun, sejauh ini tingkat kredit bermasalah juga sudah berangsur membaik setelah menghadapi puncaknya pada kuartal pertama 2017. 

“Untuk tingkat pemulihan, saat ini kami sudah berada pada kisaran 20% sampai 40%, kami harapkan tingkat pemulihannya terus meningkat. Sejauh ini, kredit yang menjadi NPL rata-rata yang lama, belum ada yang baru lagi,” ujarnya pada Rabu (4/5). 

Dalam strategi pemulihan kredit bermasalah, dia menjelaskan, perseroan menempuh semua cara dari menjual aset agunan, restrukturisasi, mencari investor, dan sebagainya. Semua itu akan disesuaikan dengan kondisi debiturnya juga.  

“Dengan potensi kenaikan nilai aset agunan ke depannya, tingkat pemulihan kredit bermasalah pun diharapkan juga terus meningkat,” jelasnya.

Sementara itu, terkait pengaruh pemulihan ekonomi domestik terhadap pertumbuhan kredit diperkirakan masih membutuhkan jeda waktu. 

Siddik mengatakan, pengaruh kondisi ekonomi yang membaik terhadap pertumbuhan kredit akan sedikit ada jeda waktu. Pasalnya, korporasi membutuhkan waktu untuk kembali beraktivitas mengoptimalkan produksi, lalu kemudian menambah kapastias pabrik dan produk, sampai mereka membutuhkan modal untuk ekspansi. 

“Namun, dengan kondisi ekonomi saat ini, kami cukup optimistis pertumbuhan kredit akan lebih baik ketimbang tahun lalu, Secara industri perbankan, pertumbuhan kredit bisa saja menyentuh 11% sampai 13% atau 12% sampai 14%,” ujarnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper