Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bunga Turun, Permintaan Kredit Melesat Jelang Tutup Tahun

Perbankan optimistis permintaan kredit baru pada kuartal IV/2017 akan lebih kencang ketimbang kuartal III/2017. Faktornya, harga komoditas yang cenderung stabil sepanjang tahun ini berpotensi mendongkrak permintaan jelang tutup tahun ini.
Nasabah berjalan di dekat mesin anjungan tunai mandiri, di Jakarta, Senin (18/9)./JIBI-Dwi Prasetya
Nasabah berjalan di dekat mesin anjungan tunai mandiri, di Jakarta, Senin (18/9)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Perbankan optimistis permintaan kredit baru pada kuartal IV/2017 akan lebih kencang ketimbang kuartal III/2017. Faktornya, penurunan bunga kredit berpotensi mendongkrak permintaan jelang tutup tahun ini.

Dalam survei perbankan dari Bank Indonesia (BI), permintaan kredit baru pada kuartal III disebut lebih rendah ketimbang kuartal II. Pelemahan permintaan kredit terjadi pada kredit modal kerja dan konsumsi, sedangkan untuk kredit investasi mengalami kenaikan.

Pada kuartal IV, hasil survei itu menyebutkan permintaan kredit berpotensi menanjak. Penurunan suku bunga kredit akan menjadi faktor utama yang mendorong permintaan pada tiga bulan terakhir tahun ini.

Lalu, pertumbuhan kredit perbankan sampai akhir tahun ini diperkirakan sebesar 10,6% atau lebih rendah ketimbang hasil survei pada kuartal II/2017 yang sebesar 12,4%. Proyeksi itu masih selaras dengan target kredit BI tahun ini yang sudah direvisi menjadi 8% sampai 10% dari sebelumnya 10% sampai 12%.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan, permintaan kredit baru pada kuartal ketiga melambat karena faktor siklus setelah momentum Idulfitri pada kuartal II/2017.

“Kalau masih mengikuti siklus sebelumnya, pada kuartal IV nanti permintaan kredit baru akan lebih meningkat,” ujarnya kepada Bisnis pada Jumat (15/10).

Senada, Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk. Edy Kuntardjo mengatakan, permintaan kredit baru perbankan masih lesu sampai kuartal III karena sejauh ini pertumbuhan ekonomi belum menunjukkan gairahnya.

“Bisa dibilang, pertumbuhan ekonomi sejauh ini belum mampu mendorong permintaan kredit,” ujarnya.

Edy menyebutkan, hanya kelompok bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mampu mencatatkan pertumbuhan kredit yang tinggi karena ditopang oleh pembiayaan kepada sektor infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper