Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bunga Boleh Turun, Tapi Deposito Justru Naik

Meskipun suku bunga simpanan terus menunjukkan tren penurunan, penempatan dana di deposito justru terus menanjak. Lesunya pertumbuhan ekonomi membuat deposan mengamankan investasi di deposito kendati bunga rendah.
 Ilustrasi deposito./JIBI-Nurul Hidayat
Ilustrasi deposito./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Meskipun suku bunga simpanan terus menunjukkan tren penurunan, penempatan dana di deposito justru terus menanjak. Lesunya pertumbuhan ekonomi membuat deposan mengamankan investasi di deposito kendati bunga rendah.

Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai Agustus 2017 pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan menanjak 9,59% menjadi Rp5.052 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. Bila dibandingkan dengan akhir tahun lalu, pertumbuhan DPK sudah naik 4,46%.

Persentase pertumbuhan DPK itu pun sudah melampaui kenaikan kredit yang naik 8,25% menjadi Rp4.448 triliun dibandingkan dengan Agustus 2016. Jika dibandingkan dengan Desember 2016, pertumbuhan kredit baru naik 2,54%.

Untuk instrumen DPK yang mencatatkan kenaikan paling tinggi adalah deposito sebesar 10,84% secara year on year (yoy) atau  9,04% secara year to date (ytd).

Tren pertumbuhan deposito itu jauh lebih tinggi ketimbang giro dan tabungan. Giro hanya mencatatkan kenaikan 8,6% secara yoy atau naik 2,46% secara ytd.

Malah, untuk instrumen tabungan mencatatkan pertumbuhan 8,4% secara yoy, tetapi turun 0,47% secara ytd.

Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk. Parwati Surjaudaja mengatakan, selaras dengan data industri, perseroan pun mencatat pertumbuhan DPK juga lebih tinggi ketimbang kredit.

“Saya pikir ini disebabkan oleh gairah dunia usaha yang masih perlu didorong lagi,” ujarnya, akhir pekan lalu.

Parwati menuturkan, bagi perseroan pun saat ini sedang tidak memiliki kebutuhan DPK dalam jumlah besar juga. “Kami pun secara berangsur-angsur akan turunkan suku bunga dana dan selanjutnya turut turunkan bunga kredit,” tuturnya.

Untuk suku bunga deposito counter rate bank berkode emiten NISP itu saat ini berada pada level 5% untuk tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.

Selaras dengan Parwati, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan, saat ini perseroan pun ingin pertumbuhan DPK tidak terlalu melejit.

“Soalnya, saat ini jumlah DPK sudah lebih dari cukup. Untuk itu, kami pun usahakan juga dengan menurunkan bunga deposito secara bertahap,” ujarnya.

Posisi bunga deposito counter rate bank berkode emiten BBCA itu untuk saldo di bawah Rp2 miliar dengan tenor 1 bulan sebesar 4%, sedangkan untuk tenor 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan masing-masing sebesar 4,25%.

Adapun, untuk saldo di atas Rp2 miliar sampai Rp25 miliar memiliki tingkat bunga deposito lebih tinggi. Deposito tenor 1 bulan mendapatkan bunga 4,75%, 3 bulan sebesar 5%, 6 bulan dan 12 bulan masing-masing 4,5%.

Sementara itu, dalam survei perbankan Bank Indonesia (BI) disebutkan pada kuartal IV/2017, pertumbuhan DPK masih berpotensi lebih tinggi ketimbang periode sebelumnya.

Pendorongnya antara lain, tingkat bunga DPK yang masih menarik bagi para deposan dan peningkatan pelayanan jasa bank.

Padahal, kalau dilihat data OJK sampai Agustus 2017, suku bunga deposito semua tenor rata-rata sudah turun ke level 6% atau lebih rendah dibandingkan Agustus 2016 yang masih ada beberapa berada pada level 7%.

Secara yoy, bunga deposito 1 bulan turun 38 basis poin (bps) menjadi 6,22%, tenor 3 bulan turun 53 bps menjadi 6,54%, tenor 6 bulan turun 58 bps menjadi 6,87%, dan tenor 12 bulan turun 89 bps menjadi 6,98%.

Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk. Edy Kuntardjo mengatakan, tingkat nasabah yang masuk ke deposito memang masih banyak walaupun tingkat bunga sudah diturunkan. Hal ini juga bisa dipengaruhi oleh fenomena permintaan kredit yang belum tumbuh terlalu besar.

Dia melanjutkan, untuk pergeseran dana deposito dari bank besar ke bank kecil pun tidak terlalu signifikan.

“Soalnya, dengan pertumbuhan kredit yang masih terbatas, dana yang masuk pun hanya jadi idle fund. LDR [loan to deposit ratio] kami saja sekarang berada di kisaran 70%,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper