Bisnis.com, WASHINGTON — Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diklaim tidak seburuk nilai tukar mata uang di beberapa negara tetangga.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan dinamisnya kondisi dunia, yang berdampak pada fluktuasi nilai tukar rupiah, belum menunjukkan suatu kegentingan.
"Jadi, kalau mau, lihat kinerjanya. Jika dibandingkan dengan negara lain seperti Turki, India dan lainnya, mereka lebih rendah [nilai tukar mata uangnya]," tuturnya, Sabtu (21/4/18) waktu setempat.
Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 108 poin atau 0,78% ke level Rp13.893 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (20/4).
BI memutuskan untuk menahan 7-day reverse repo rate di level 4,25%. Level suku bunga tersebut tidak berubah sejak tujuh bulan yang lalu.
Fluktuasi disebabkan dinamika eksternal, tepatnya kondisi perekonomian di AS terkait ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed. Bank sentral menyebut dengan kondisi tekanan seperti ini, masyarakat diharapkan tidak panik dan tetap tenang.
"Tetapi, kalau persentase, year-to-date (ytd) atau month-to-date (mtd) dibandingkan dengan mata uang negara lain, mereka lebih tertekan," tegas Agus.
BI berpandangan ekonomi Indonesia dalam kondisi baik, apalagi di tengah momentum perbaikan ekonomi dunia. Selain itu, neraca transaksi berjalan juga dianggap dalam keadaan terkendali.