Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Kredit Mengarah ke Segmen Konsumer

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan menjelang akhir tahun ini akan mengarah ke segmen pembiayaan konsumer, terutama kredit perumahan.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) Halim Alamsyah (tengah), berbincang dengan  Kepala Eksekutif Fauzi Ichsan (kiri), dan Direktur Eksekutif Riset Surveilans dan Pemeriksaan Didik Madiyono sebelum mengumumkan suku bunga penjaminan periode 15 September di Jakarta, Kamis (14/9)./JIBI-Dedi Gunawan
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) Halim Alamsyah (tengah), berbincang dengan Kepala Eksekutif Fauzi Ichsan (kiri), dan Direktur Eksekutif Riset Surveilans dan Pemeriksaan Didik Madiyono sebelum mengumumkan suku bunga penjaminan periode 15 September di Jakarta, Kamis (14/9)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan menjelang akhir tahun ini akan mengarah ke segmen pembiayaan konsumer, terutama kredit perumahan.

Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menyatakan bahwa ekspansi kredit perbankan akan dilakukan secara selektif. Perbankan, lebih memilih menggenjot penyaluran kredit kepada sektor dan segmen yang memiliki margin lebih menarik bagi perbankan.

“Perbankan akan lebih selektif, dalam kondisi ekonomi sedang ekspansi, perbankan akan mencari dari sektor yang marginnya relatif lebih baik, riiskonya lebih terkendali, dan tentunya diharap bisa menunjang share-nya mereka di sektor itu,” ujarnya, Selasa (25/9/2018).

Segmen andalan bank dalam menyalurkan dana ke depan adalah segmen kredit ritel yang berkaitan dengan konsumsi masyarakat, seperti sektor properti. Terlebih, dengan adanya relaksasi aturan terkait uang muka kredit pemilikan rumah (KPR) yang berlaku sejak Agustus 2018, Halim memproyeksikan pertumbuhan kredit konsumsi tumbuh tinggi. 

Selain itu, Halim menuturkan perbaikan harga komoditas seperti batu bara juga akan membuat bank cenderung meningkatkan eksposur kredit mereka kepada sektor tersebut yang selama beberapa tahun ini menjadi penyumbang terbesar kredit bermasalah perbankan.

Halim menuturkan, ketidakpastian dalam dunia ekonomi global dan nasional saat ini cenderung meningkat seiring dengan berkembangnya data dan teknologi terkait sistem keuangan dan perilaku manusia.

Hal ini membuat para pelaku pasar dan regulator mesti cermat dalam menafsirkan data tersebut. Dia mengatakan bahwa LPS mendorong agar regulator dapat memperkuat riset dan analisis dalam menentukan kebijakan terkait ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper