Direktur Business Banking BNI, Krishna Suparto, optimistis dapat mencapai target tersebut dengan mengembangkan strategi value chain. Dengan mengacu penyaluran kredit migas per September yang mencapai Rp10 triliun diperkirakan pada tahun depan dapat tumbuh mencapai Rp11,2 triliun.
"Dengan strategi value chain, misalnya dari Medco atau Pertamina ke supplier dan ke konsumen maka tahun depan kami yakin dapat tumbuh 12% dari penyaluran kredit migas saat ini sebesar Rp10 triliun," katanya, hari ini.
Dia menyebutkan dalam penyaluran kredit ini, perseroan mengutamakan kontraktor dengan tingkat risiko yang kecil, mencari perusahaan-perusahaan yang memiliki rating dan masuk kategori perusahaan besar atau badan usaha milik negara. Melihat potensi yang sangat besar dari strategi value chain tersebut, BNI berupaya meningkatkan penyaluran kredit ke supplier yang sampai saat ini sudah mencapai sekitar Rp500 miliar dengan total 20 supplier. Selain itu, dia mengatakan tahun depan perseroan telah memiliki tambahan batas maksimum pemberian kredit (BMPK/legal lending limit) sebesar Rp2 triliun-Rp3 triliun menyusul adanya rights issue. Dia menyebutkan BMPK perseroan sebelum rights issue sebesar Rp5 triliun telah tercapai sehingga dengan adanya tambahan ini (BMPK) merupakan hal positif untuk ekspansi kredit kedepan.
Perusahaan akan memanfaatkan ruang tersebut [tambahan BMPK] untuk menyalurkan kredit pada perusahaan besar seperti Pertamina , Perusahan Gas Ngera (PGN) dan Medco yang rata-rata memiliki value chain, ujarnya. (mrp)