Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Pesatnya ekspor Indonesia ke China mendorong perbankan untuk meningkatkan fasilitas kredit dalam mata uang Yuan China atau Renminbi. 
 
Demi mendukung fasilitas kredit dan transaksi ekspor-impor, bank juga melengkapi dengan layanan giro dan deposito agar pelaku usaha dapat menimimalisasi risiko nilai tukar.
 
Salah satu bank yang akan memperkuat penyaluran kredit berbasis Renminbi pada tahun ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. 
 
“Nasabah BRI sudah mulai banyak melakukan transaksi Yuan to Yuan dan mulai mengurangi Dolar AS dalam ekspor-impor dengan China,” ujar Muhamad Ali, Sekretaris Perusahaan BRI kepada Bisnis, hari ini. 
 
Pada tahun ini, jelas Ali, perseroan menargetkan penyaluran kredit berdenominasi Renminbi sebesar 500 juta Yuan atau setara dengan Rp713,08 miliar. Fasilitas kredit itu dalam bentuk tunai maupun non tunai seperti letter of credit (LC).
 
BRI, lanjut Ali, telah memiliki sejumlah rekening nostro di sejumlah bank yang beroperasi di Negeri Tirai Bambu, seperti Bank of China. Nostro adalah rekening penempatan dana milik entitas Indonesia di perbankan luar negeri.
 
Bank yang berdiri sejak 1895 ini juga melengkapi fasilitas kredit dengan produk giro dan deposito agar para nasabah tidak perlu menukar kembali Yuan yang dimiliki ke dalam mata uang Rupiah atau valuta asing lainnya.
 
“Ini kami persiapkan agar nasabah dapat fleksibel dalam melakukan transaksi bisnis karena tidak akan terkena selisih kurs,” jelasnya.
 
Meskipun akan meningkatkan fasilitas kredit Renminbi, namun target yang ditetapkan oleh BRI masih sekitar 3,5% dibandingkan dengan total kredit valas perseroan. 
 
Hingga akhir September 2011, realisasi penyaluran kredit valas mencapai Rp20 triliun, sekitar 7% dari total pembiayaan yang mencapai Rp276,32 triliun
 
Transaksi dengan Renminbi terus meningkat sejak Bank Indonesia (BI) bersama The People’s Bank of China telah menandatangani kerja sama kerja Currency Swap Aggrement Rupiah dan Renminbi pada 23 Maret 2009. Kerja sama swap line ini setara dengan Rp175 triliun dengan 100 miliar Renminbi.
 
Adapun ekspor Indonesia ke China saat ini memiliki porsi sekitar 13% dari total ekspor dala,m negeri ke seluruh dunia. Nilai ekspor non minyak dan gas Indonesia ke China pada November 2011 mencapai US$19,45 miliar.
 
Rolyta Manullang, Direktur PT Bank Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) Indonesia, menyatakan perseroan juga akan memperbesar layanan transaksi dalam Renminbi bagi para nasabah.
 
Anak usaha dari ICBC China ini fokus pada pembiayaan komersial dan korporasi yang sebagian disalurkan pada debitur yang memiliki relasi bisnis dengan pengusaha asal negara yang dipimpin oleh Hu Jintao
 
“Potensi Yuan sangat besar karena secara global mata China itu terus menguat. Kami juga akan kerja sama dengan bank lain seperti BRI dan Bank Mandiri dalam memperkuat transaksi Yuan,” jelasnya.
 
Meski demikian, dia melihat ada kecenderungan eksportir dan importir asal China masih suka menggunakan Dolar Amerika Serikat dalam bertransaksi dengan Indonesia. Hal tersebut turut berpengaruh dalam perkembangan transaksi Renminbi. (sut)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper