Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA KUARTAL II/2012: Margin Bank Jabar terkerek kredit bunga tinggi

JAKARTA: Margin bunga bersih PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk terdongkrak naik yang disebabkan ekspansi perseroan pada kredit dengan bunga tinggi.Bank yang dikendalikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat tersebut mencatatkan margin

JAKARTA: Margin bunga bersih PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk terdongkrak naik yang disebabkan ekspansi perseroan pada kredit dengan bunga tinggi.Bank yang dikendalikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat tersebut mencatatkan margin bunga bersih (net interest margin) sebesar 6,9% pada triwulan II/2012 meningkat 58 basis points (bps) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan 11 bps dari periode yang sama tahun sebelumnya.Perseroan meraup pendapatan bunga bersih Rp1,8 triliun pada semester I/2012, meningkat 23,1% dibandingkan dengan setahun lalu yang tercatat Rp1,46 triliun. Hal itu didorong oleh ekspansi kredit yang menembus Rp33,29 triliun, meningkat 25,16% dari setahun yang lalu.Bien Subiantoro, Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB), menjelaskan peningkatan NIM disebabkan karena perseroan melakukan ekspansi pada kredit berbunga tinggi seperti mikro dan konsumer.Pada mikro, perseroan mencatatkan ekspansi non konsolidasi (bank only) sebesar 32,1%, menjadi Rp3,63 triliun dari sebelumnya Rp2,75 triliun.“Dengan mengandalkan 436 unit jaringan warung mikro kami mencatatkan ekspansi bersih kredit mikro sebesar Rp188 miliar perbulan dibandingkan dengan tahun lalu hanya Rp80 miliar,” ujarnya Senin (30/7).Perseroan menawarkan bunga efektif antara 22%--27% per tahun untuk produk kredit mikro utama. Sementara itu untuk produk kredit cinta rakyat tercatat 9,3% dan kredit usaha rakyat 13%.Sementara itu untuk konsumer perseroan mencatatkan ekspnasi 18,9% menjadi Rp21,36 triliun dibandingkan dengan setahun lalu Rp17,96 triliun. Perseroan menawarkan bunga antara 16,6%--23,8% untuk kredit konsumer.Bien menambahkan peningkatan NIM juga disebabkan karena perseroan mampu melakukan ekspansi dana pihak ketiga (DPK) tanpa menaikan biaya dana (cost of fund). Secara konsolidasi DPK yang dikelola perseroan menembus Rp49,79 triliun, meningkat 37,5% dari setahun lalu.“Pada triwulan II kami mencatatkan cost of fund sebesar 5,5% jauh lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi kami sepanjang tahun 6,4%--6,7%. Ini membuktikan kami mampu melakukan ekspansi DPK tanpa meningkatkan cost of fund,” ujarnya. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper