BISNIS.COM, JAKARTA--Bank Indonesia dinilai terlalu konservatif dalam pengelolaan devisa, karena menempatkan dana pada surat utang negara lain dengan rating AAA, tetapi memiliki imbal hasil rendah.
Ahmad Erani Yustika, Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI), mengatakan pada dasarnya bank sentral memang tidak mencari untung dalam pengelolaan devisa.
Namun, dia melihat BI terlalu konservatif, karena tidak mau menempatkan dana pada surat utang negara lain yang memiliki imbal hasil lebih besar dan tergolong aman.
"BI hanya beli surat utang dengan rating AAA, misalnya dari Amerika Serikat yang memberikan imbal hasil rendah. Akan tetapi saya kira ada negara lain yang aman untuk penempatan seperti Malaysia dan Thailand," ujar Erani ketika menjalani fit and proper test anggota BSBI, Rabu (3/7/2013).
Erani menjalani fit and proper test untuk jabatan anggota BSBI 2013-2016. Selain Erani ada tujuh orang kandidat lain yang menjalani fit and proper test secara bergantian selama satu hari.
Sementara itu, ada dua orang yang dicalonkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjalani fit and proper test, tetapi mengundurkan diri. Keduanya adalah Sidharta Utama dan Arianto Patunru.
Selain menyoroti masalah penerimaan devisa, Erani juga mengaku kewenangan yang terbatas pada BSBI mengakibatkan sulitnya mendapatkan data dalam pengawasan. Dia mengambil contoh sulitnya mendapatkan data tentang investasi BI di bidang teknologi informasi (TI).
“Kami ingin tahu peralatan TI apa yang dibeli oleh BI dan untuk tujuan apa. Namun hingga saat ini kami belum dapat datanya,” ujar dia.
BSBI dibentuk dengan dasar hukum UU No. 3/2004 dengan tujuan membantu Dewan Perwakilan Rakyat dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap BI. Ada empat ruang lingkup pengawasan yakni laporan keuangan BI, anggaran operasional BI, investasi BI dan terakhir penerapan good governance.
Setelah fit and proper test dilakukan maka DPR akan melakukan pemilihan lima orang anggota BSBI pada Senin (8/7) pekan depan. “Kami hanya melakukan pemilihan terhadap delapan calon yang ikut fit and proper test,, sementara dua calon lagi dianggap gugur” ujar Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Andi Timo Pangerang.