Bisnis.com, JAKARTA – Jabatan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia yang diperebutkan oleh Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan Mirza Adityaswara dan Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan hanya memiliki masa tugas hingga 2014 atau 1 tahun.
Harry Azhar Azis, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, mengatakan Dewan telah menerima surat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang pencalonan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS-BI) dengan dua calon yakni Mirza Adityaswara dan Anton Gunawan.
Surat bernomor R39/p/8/2013 tersebut masuk ke pimpinan DPR pada tanggal 15 Agustus 2013 lalu. Setelah itu, surat tersebut akan di bawa ke Badan Musyawarah dan kemudian dibahas pada Komisi XI pada pekan depan.
“Calon DGS BI ini hanya meneruskan jabatan dari pak Darmin Nasution hingga 2014 mendatang, atau hanya sekitar 1 tahun,” ujarnya melalui sambungan telepon, Rabu (21/8/2013).
Menurut Harry, pencalonan ini tergolong terlambat karena sebenarnya Darmin sudah mengundurkan diri dari jabatan DGS BI sejak 2010.
Darmin menjabat sebagai DGS BI untuk periode 2009—2014. “Kami sebenarnya sudah meminta kepada Presiden agar jabatan ini diisi sejak 2010 lalu,” ujarnya.
Menurut Harry, Komisi XI belum sampai pada keputusan untuk menerima pencalonan ini karena masih menunggu keputusan masing-masing fraksi.
“Bisa saja mereka menolak pencalonan ini, meskipun saya secara pribadi menerima putusan ini,” ujarnya.
Pasalnya, tutur dia, pencalonan ini tidak melanggar batas uji kelayakan dan kemampuan pejabat BI.
Sesuai aturan, uji kelayakan dan kemampuan pejabat BI bisa dilakukan maksimal 2 kali setahun.
Namun, untuk uji kelayakan dan kemampuan untuk jabatan yang sifatnya meneruskan tidak diatur secara tegas dalam undang-undang.
Secara pribadi, Harry mengakui kedua calon yang diserahkan Presiden akan membuat pemilihan semakin bergairah.
Keduanya, tutur dia, memiliki kompetensi sebagai DGS BI karena memiliki kemampuan intelektual khusus di bidang perbankan.
“Kalo saya setuju salah satu di antara dua itu. Saya menduga mungkin Presiden punya pendekatan lain dalam pengendalian moneter dan nilai tukar dan menganggap penting perbankan dalam pengedalian inflasi,” ujarnya. (ra)