Bisnis.com, JAKARTA—Perbankan syariah di Indonesia mulai merasakan ketatnya likuiditas yang mengakibatkan raihan keuntungan anjlok sepanjang tahun 2013. Kenapa?
Bank syariah mulai memutar strategi agar pertumbuhan laba mereka tidak terus merosot akibat tertekan oleh biaya dana (cost of fund) lantaran kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate mencapai 175 Basis poin sepanjang 2013.
Dalam statistik perbankan Indonesia yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tercatat laba bank umum syariah hingga November 2013 mencapai Rp1,87 triliun.
Perolehan laba tersebut hanya mampu tumbuh 7,76% dibandingkan periode Januari-November 2012 sebesar Rp1,74 triliun. Padahal, pertumbuhan laba sepanjang 2012 melesat hingga 68,08% dari tahun sebelumnya Rp1,06 triliun menjadi Rp1,79 triliun.
Ahmad K. Permana, Sekertaris Jenderal Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), mengatakan perlambatan pertumbuhan laba bank syariah karena tingginya cost of fund.
“Akibatnya, margin keuntunganpun tergerus,” ungkapnya kepada Bisnis.com, Senin (17/2/2014).
Di perbankan syariah, banyak terdapat pembiayaan yang bersifat murabahah. Pembiayaan tersebut tidak bisa dikoreksi sehingga margin semakin mengecil dan berdampak serius bagi perbankan syariah.