Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan BI rate dinilai justru akan mengerek inflasi akibat naiknya biaya dana yang pada akhirnya berujung pada bunga kredit tinggi.
Riyanto, Direktur Utama PT Bank Syariah Bukopin (BSB), berharap Bank Indonesia tidak kembali menaikkan suku bunga acuan yang saat ini dinilai sudah terlalu tinggi.
Jika tren penaikan BI rate berlanjut, katanya, akan direspons oleh industri perbankan dengan kenaikan bunga pinjaman. Pada akhirnya, nasabah pula yang akan menanggung beban.
Di sisi lain, nasabah komersial dan korporasi juga tidak akan mampu menyerap pinjaman berbunga tinggi. Jika suku bunga acuan terus bergerak naik, maka segmen nasabah ini akan terganggu pertumbuhannya.
“Ujungnya bisa mengerek inflasi lagi, karena secara psikologis terpengaruh itu,” katanya, Rabu (12/3/2014). Kenaikan BI rate sebanyak 175 basis poin sejak Mei 2013 telah menaikkan biaya dana BSB 1,5%-2%.