Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Perbankan Diminta Waspadai NPL

Industri perbankan diminta mewaspadai risiko krisis keuangan yang bersumber dari rasio kredit macet (non performing loan/NPL) dan tekanan likuiditas.

Bisnis.com, JAKARTA – Industri perbankan diminta mewaspadai risiko krisis keuangan yang bersumber dari rasio kredit macet (non performing loan/NPL) dan tekanan likuiditas.

Salamuddin Daeng, peneliti Indonesia for Global Justice, mengatakan potensi risiko kredit macet saat ini mulai patut diwaspadai, terutama untuk sejumlah bank yang memiliki rasio NLP jauh melebihi rata-rata industri.

“Saya lihat BTN [PT Bank Tabungan Negara Tbk] patut diwaspadai karena NPL nya sudah sangat tinggi,” katanya, Senin (23/3/2014).

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, rasio NPL nett BTN tercatat sebesar 3.04%, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata NPL industri perbankan.

Menurut data statistik perbankan Indonesia (SPI) yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio NPL bank umum pada akhir 2013 adalah 0,012%. Sedangkan rasio NPL bank-bank milik pemerintah pada periode yang sama tercatat sebesar 0,02%. Adapun, rasio NPL bank pembangunan daerah pada 2013 adalah sebesar 0,03%.

Rasio NPL tertinggi dicatatkan oleh bank perkreditan rakyat (BPR), yang pada akhir 2013 telah mencapai 4,41%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper