Bisnis.com, JAKARTA—Pesatnya pertumbuhan industri perbankan syariah, di atas rata-rata perbankan konvensional, kembali menarik perhatian bank syariah asing untuk mengincar bank syariah Tanah Air.
Adapun Dubai Islamic Bank (DIB) tengah berencana untuk membeli bank syariah yang telah melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia.
Hingga 2014, hanya ada 1 bank umum syariah yang telah IPO yakni PT Bank Panin Syariah Tbk. seperti yang dikutip dari Reuters, DIB berencana mengakuisisi 40% kepemilikan saham bank syariah asal Indonesia dengan target selesai tahun ini.
Ekonom Syariah sekaligus Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah Syakir Sula mengatakan investor asing lebih tertarik dengan bank syariah yang sudah IPO, karena telah memenuhi syarat menjadi perusahaan yang sehat untuk listing. Sayangnya, bank syariah yang IPO belum banyak.
"Bila investor asing ingin masuk, mereka lebih suka menjadi pengendali saham atau memiliki porsi lebih besar," ungkapnya pada Bisnis, Minggu (4/5/2014).
Syakir mengatakan market share bank syariah di Indonesia masih di kisaran 5%, dan ini tergolong kecil. Namun, bagi investor asing hal tersebut menjadi peluang, melihatnya stagnya market share perbankan syariah di tengah besarnya penduduk beragama Islam di Indonesia berjumlah terbesar di dunia, sehingga peluang tumbuh masih sangat besar.
Menurutnya, alasan investor asing ingin investasi di Indonesia karena kondisi fundamental ekonomi serta stabilitas keamanan yang relatif baik dibanding negara-negara lain yang kurang kondusif. Dia mencontohkan saat pesta demokrasi berlangsung, kondisi keamananan Indonesia masih tetap stabil.
Alasan lain, jumlah pertumbuhan kelas menengah yang semakin banyak, mencapai 56% penduduk Indonesia atau ekuivalen sekitar 130 juta orang. Syakir mengatakan agar bank syariah di Indonesia bisa tumbuh cepat, diperlukan dorongan dari investor asing.